MUHAMMADIYAH.ID, SAMARINDA— Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Timur mulai kembangkan eco-office, diawali dengan menyelenggarakan webinar dengan menggaet Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Samarinda dengan mengambil tema “Eco-Office Dalam Rangka Mewujudkan Perkantoran dan Sekolah/Kampus, AUM yang Ramah Lingkungan” pada Jum’at (25/9).
Darhamsyah, Sekretaris MLH PWM Sulawesi Selatan, dalam paparannya menjelaskan tentang perubahan mindset (pola pikir) dan komitmen dalam melakukan pencegahan pencemaran dan pelestarian lingkungan, dalam kaitannya dengan eco office. Terdapat 6 (enam) aspek yang harus lakukan.
Pertama,tata guna lahan yang tepat, yaitu bagaimana menata lahan yang ada di lingkungan kantor agar tersedia ruang-ruang hijau, ada tempat bermain, penataan lahan parkir yang memadai dan ramah lingkungan, pembangunan recycle center dan sebagainya.
Kedua, efisiensi dan konservasi energi, berupa penerapan kantor yang hemat energi. Pengunaan AC diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu dingin dan di sebagian besar ruangan tidak menggunakan AC tetapi sirkulasi udara terbuka.
Ketiga, konservasi air, di mana dipraktikan konsep rain water harvesting atau pemanenan air hujan. Air hujan ditampung dan disaring untuk penggunaan toilet, wudhu dan untuk pertanian hidroponik.
Keempat, sirkulasi material, di mana semua peralatan yang digunakan di kantor harus berasal dari bahan yang dikelola secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Semua kertas yang kami gunakan berasal dari legal wood, yang ada ecolabel-nya. Demikian pula semua peralatan elektronika itu harus bisa didaur ulang. Kita juga mencoba semua sampah di kantor ini dikelola sehingga zero waste. Sampah organik kita jadikan kompos. Sampah-sampah non-organik kita jual. Kami punya bank sampah, sampah-sampah bisa didaur ulang, baik dari kantor bahkan sudah meluas dari kantor-kantor lain.” tandas Darhamsyah.
Kelima,adalah kualitas dan kenyamanan udara dalam ruang. Penggunaan AC dikurangi namun tidak membuat ruang terlalu panas. Misalnya dengan pemasangan ex-house fan yang diletakkan 50 cm di atas lantai.
“Kenyamanan dikurangi tetapi orang bisa bekerja dengan baik dan nyaman,” tambahnya.
Dan keenam, manajemen lingkungan bangunan. Kantor hendaknya dilengkapi dengan taman ekologi atau eco educational park, di mana orang bisa belajar tentang berbagai hal terkait lingkungan hidup.
Sementara itu, Marjoni Rachman, Rektor Untag 1945 Samarinda menguraikan bahwa, aktivitas perkantoran dan administrasi adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sehari-hari suatu organisasi. Dalam hal ini kegiatan perkantoran berkembang pesat seiring dengan perkembangan di sektor perdagangan dan jasa.
“Berbagai aktivitas di kantor banyak menggunakan energi (listrik & air) dan menghasilkan sampah yang berdampak negatif terhadap lingkungan hidup seperti kertas dan plastik”. katanya
Lebih lanjut, Marjoni menegaskan bahwa “Eco-Office adalah salah satu upaya yang efektif untuk mewujudkan komunitas kantor yang ramah lingkungan yaitu dengan terciptanya lingkungan kantor yang bersih, indah, nyaman dan menyehatkan. Eco Office adalah kantor peduli lingkungan yang telah mewujudkan penerapan sistem manajemen lingkungan dalam kegiatan perkantoran.
“Tujuannya adalah menciptakan lingkungan kantor yang bersih, indah, nyaman serta menyehatkan. Selain itu, Eco Office bertujuan juga untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemakaian sumber daya alam.” Imbuhnya
Konsep ini mencakup aspek pemeliharaan, penghematan, pengurangan penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu baik pada lingkungan gedung dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semua harus berpegang kepada kaidah kesinambungan. Adanya efisiensi baik peralatan listrik maupun mekanik disertai pemeliharaan administrasi yang berkelanjutan dapat meminimalkan penggunaan energi yang dikonsumsi secara signifikan.
“Penerapan konsep eco-office ini sangat dirasakan pentingnya guna mendukung gerakan green building atau bangunan hijau yang selama ini sudah sering di dengungkan. Banyak keuntungan yang diperoleh antara lain produktifitas dari penghuni gedung yang semakin nyaman, bersih, sehat dan meningkat.” Pungkasnya. (a’n)
Sumber : Deta