Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ Menyingkap Eksistensi Jin dalam Al-Quran

Menyingkap Eksistensi Jin dalam Al-Quran

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA - Setiap muslim yang beriman kepada Allah diwajibkan memercayai keberadaan golongan jin. Jin merupakan makhluk ciptaaan Allah yang memiliki tujuan yang sama dengan manusia yaitu beribadah kepada Sang Khalik (QS. adz-Dzariyat: 56). Demikian ungkapan Muchammad Ichsan dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (07/10).
 
"Sumber pengetahuan tentang jin, iblis dan setan adalah wahyu (Al-Quran dan hadis). Dengan demikian, pengetahuan kita tentang mereka itu dapat diterima karena bersumber kepada sumber yang sangat valid dan akurat," ujar Ichsan.
 
Ichsan menerangkan bahwa jin tergolong dalam al-ghaibiyyat, selain setan dan iblis. Al-Ghaibiyyat berarti entitas yang tidak dapat ditakar dengan kemampuan indera manusia. Meski tak dapat dirasakan keberadaannya oleh manusia, Ichsan menegaskan bahwa orang-orang bertakwa harus percaya dan yakin akan eksistensi hal-hal yang al-ghaibiyyat sebagaimana termaktub dalam QS. Al-Baqarah ayat 2-3.
 
"Adanya jin, setan dan iblis termasuk ke dalam min al-ma’lum min al-din bil-dharurah (hal-hal yang diketahui umum dari urusan agama). Orang yang tidak percaya adanya jin, setan dan iblis itu akan tergolong menjadi orang kafir, karena tidak percaya dengan Al-Quran dan hadis yang telah menceritakannya," tegas Ichsan.
 
Jin dan manusia sama-sama hidup di muka bumi ini meskipun berbeda alam. Alam jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia, namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun atau didiami manusia.
 
"Jin dan manusia sama-sama diciptakan Allah. Namun menurut banyak riwayat bangsa jin sudah lebih dulu diciptakan sebelum manusia, jadi jumlah bangsa jin lebih banyak dari pada manusia," terang Ichsan sambil mengutip QS. Al-Hijr: 27.
 
Ichsan menerangkan bahwa hikmah penciptaan golongan jin, setan dan iblis adalah untuk menguji Adam dan keturunannya, apakah mengikuti perintah Allah atau perintah setan. 
 
"Iman seseorang itu bernilai karena telah susah payah melawan setan yang telah bersumpah untuk menyesatkannya, sehingga ia layak mendapat balasan yang setimpal," ujar Ichsan. (ilham)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *