Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ Ilmu, Peradaban, dan Tanggungjawab Sosial: Amanat Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk Maba UMSU

Ilmu, Peradaban, dan Tanggungjawab Sosial: Amanat Ketua Umum PP Muhammadiyah untuk Maba UMSU

MUHAMMADIYAH.ID, MEDAN — Peradaban sejarah bangsa dunia dimulai dari mereka yang berilmu. Ilmuan menjadi inspirasi bagi peradaban dunia, dalam peradaban Islam tidak lebihnya sama. Sampai Islam meluas di seluruh muka bumi juga tidak bisa dilepaskan dari peran ilmuan yang mengembangkan ilmunya.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pimpina Pusat  Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam amanat pengenalan kampus bagi mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU).

Haedar mengatakan, amanah keilmuan tersebut diembankan terlebih kepada mereka para penuntut ilmu. Ilmu dan hikmah adalah modal utama dalam menggoreskan sejarah masa depan bangsa, dengan ilmu dan akhlak, kepribadian dan segala keutamaan hidup terletak nasib masa depan bangsa.

Sejalan dengan itu, Haedar menyinggung bahwa mahasiswa sekarang tidak cukup hanya mendalami satu bidang iilmu, melainkan juga harus belajar bidang ilmu lain.

“Bersyukur kalau kalian mau belajar bidang ilmu lain untuk menambah wawasan keilmuan. Karena dunia hari ini dan kedepan tidak cukup diselesaikan oleh disiplin ilmu dan para ilmuan di bidang masing-masing. Tetapi memerlukan interkoneksi keilmuan,” tutur Haedar.

Mengutip Prof. Amin Abdullah, menurut Haedar interkoneksi ilmu menjadi sangat penting dalam membangun kehidupan kedepan. Di depan ribuan mahasiswa secara virtual, Haedar berpesan kepada merka untuk belajar dengan gigih dan sunguh-sunguh, serta bertanggungjawab dalam mencari ilmu. Hidup di tengah kemajuan teknologi informasi, tidak boleh ada alasan sukar bahan.

Selain itu, demi mencapai kebaikan untuk diri dan bangsa yang luhur, Haedar meminat kepada mahasiswa supaya memiliki akhlak dan kepribadian yang luhur. Menurutnya, sikap tersebut akan bisa diterapkan dalam situasi, keadaan dan waktu kapan pun. Karena sikap kejujuran, kebaikan dan budi luhur itu adalah sikap universal.

Menurutnya, kedepan persaingan yang tinggi itu juga memerlukan kompetensi yang tinggi, termasuk juga akan memerlukan komparasi yang tinggi. Maka ilmu harus dikuasi sebagai bekal menyongsong kehidupan masa depan. Tidak boleh mahasiswa menguasai ilmu hanya rata-rata, melainkan penguasan ilmu harus mendalam, sehingga bisa mencapai tingkatan diatas rata-rata.

“Tidak bisa orang itu memenangi persaingan ketika dia tidak punya kemampuan diatas rata-rata. Tetapi orang yang kecerdasannya biasa, namun ia sunguh-sunguh percaya, ialah orang yang akan meraih kesuksesan. Sebaliknya orang yang mempunyai kecerdasan tinggi namun disia-siakan, dia tidak akan bisa meraih keberhasilan,” ucapnya.

Selanjutnya yang diamanahkan kepada mahasiswa adalah tanggung jawab sosial, termasuk juga tanggung jawab kepada keluarga dan masyarakat. Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kata Haedar bukanlah kampus yang melahirkan orang-orang egois. Yang dengan kepandaian, ilmu dan keahliannya mementingkan diri sendiri.

Mahasiswa Muhammadiyah tidak boleh acuh terhadap masalah lingkungan, sosial dan masyarakat terlebih di saat pandemi seperti sekarang ini. Mahasiswa Muhammadiyah harus memberi nilai lebih kepada lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Tentu juga termasuk mencitai kepada orang tua, adalah kunci sukses mahasiswa Muhammadiyah.

“Kalian juga harus memberi manfaat terbaik dari ilmu dan keahlian untuk masayrakat, tidak haru menunggu menjadi sarjana,” katanya.

Belajar tanggung jawab moral dari realitas disekitar yang dihadapi, kata Haedar adalah bekal mahasiswa kedepan jika diamanahi sebagai pemimpin. Bekal ini akan menjadikan mahasiswa sebagai pemimpin yang penuh akan tanggung jawab moral. Mahasiswa Muhammadiyah akan menjadi pembeda dengan para elite yang egois, maha benar sendiri, yang hati dan telingganya tertutup dari kebenaran karena merasa paling kuasa dan digdaya.

“Kalian kedepan akan hidup dalam pergulatan yang kompleks, termasuk ketika diberi amanah mengurus negara. Dimanapun jadilah orang-orang yang bermoral tinggi, bertanggung jawab terhadap amanah. Bangsa akan gaduh dan berat persoalannya karena elite dan pimpinannya  tidak punya responbility yang kuat,” Tuturnya

“Melalui ilmu dan pengalaman ketika kalian berbagi dengan sesama jangan pernah merasa kehilangan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *