Kamis, 02 Mei 2024
Home/ Berita/ Dunia Pendidikan Harus Mengejar Keterlambatan Merespon Perubahan

Dunia Pendidikan Harus Mengejar Keterlambatan Merespon Perubahan

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA — Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PP NA) kerjasama dengan Kemendikbud gelar Bimbingan Teknologi (Bimtek) tentang Penguatan Pembelajaran Guru dan Penggerak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kegiatan ini diselenggarakan secara online pada Senin sampai Kamis, 2-5 November 2020.

Ketua Umum PP NA, Diyah Puspitarini dalam sambutan pembukaan mengatakan, dampak wabah pandemic covid-19 juga dirasakan pada bidang pendidikan. Dalam merespon perubahan, menurut Diyah, dunia penidikan termasuk terlambat dalam menangapi perubayhan akibat pandemi.

“Jadi kalau memang ada perlu perbaikan sana-sini itu cukup wajar. Dan itu harus karena memang yang bernama wabah pandemic dialami oleh seluruh umat manusia di dunia,” ucap Diyah.

Kedepan, Diyah mendesak supaya segera ditemukan solusi atas persoalan yang terjadi. Terlebih dunia pendidikan harus segara terrealisasi solusi yang diberikan. Sehingga dibutuhkan modul yang sesuai dengan konteks yang sedang diterjadi. Diyah menekankan ada modul pembelajaran untuk PAUD, Tri Pusat pendidikan ini harus dimaksimalkan.

Tri Pusat Pendidikan yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat pada siswa PAUD harus dijalankan dengan maksimal, sesuai dengan kebutuhan siswa. Mengingat siswa PAUD adalah anak-anak yang masih berusia di bawah usia pendidikan formal. Pendidikan PAUD dengan karakter khususnya, dibutuhkan pedoman supaya pendidikan bisa berjalan efektif-efisien.

Diyah juga berharap kepada PAUD, baik yang di bawah naungan ‘Aisyiyah, NA dan PAUD yang lain, untuk segera siap dan para gurunya bisa menyesuaikan diri. Sehingga tidak ada lagi persoalan-persoalan pembelajaran, khususnya untuk PAUD. Ia menambahkan, antara PAUD miliki Aisyiyah, NA dan yang lain juga memiliki tujuan yang sama yakni selain mencerdaskan bangsa, juga untuk memenuhi hak-hak anak.

“Salah satu hak anak yang tidak boleh diabaikan dan ini sudah menjadi kesepakatan di seluruh dunia, yakni mendapatkan akses pendidikan,” tegas Diyah.

Anak pada usia emasnya (golden age), harus didampingi dan mendapatkan pendidikan yang maksimal dengan tidak mengabaikan hak ‘rekreasi’. Maka dalam konsisi apapun, anak usia PAUD harus mendapatkan kesempatan belajar dan tidak lupa juga kesempatan untuk bermain. Kemudian tidak melupakan esensi pendidikan, yakni transfer knowledge dan transfer of value.

Sampai sejauh ini, Diyah memaparkan, bahwa Nasyiatul Aisyiyah telah memiliki sebanyak 41 PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Diyah, keberadaan PAUD manapun adalah sama, yakni ingin memberikan kesempatan belajar bagi anak Indonesia. PAUD yang dimiliki oleh ‘Aisyiyah dan NA membangun sinergi, komunikasi diantara keduanya terjalin rapi demi membentuk anak-anak Indonesia lebih berdaya dan cerdas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *