Kamis, 02 Mei 2024
Home/ Berita/ Model Bantuan Terdampak Covid-19 Tidak Bisa Tunggal

Model Bantuan Terdampak Covid-19 Tidak Bisa Tunggal

MUHAMMADIYAH.ID, YOGYAKARTA — Dampak pandemi dirasakan padasemua sektor, diantaranya adalah sektor ekonomi. Meskipun leading sektor dalam masalah pandemi covid-19 ini adalah kesehatan, namun menurunnya imunitas atau daya beli masyarakat akibat anjloknya roda ekonomi tidak bisa dikesampingkan.

Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Ahmad Ma’ruf dalam sesi bincang publik yang diselenggarakan oleh Gerakan Ketahanan Pangan (GETAPAK) MCCC PP Muhammadiyahpada Senin (2/11) menyebut, wabah pandemi covid-19 ini berdampak pada terjadinya resesi ekonomi pada level makro.

“Prinsipnya resesi itu kegiatan ekonominya mengecil, jadi selama ini masyarakat belanjanya banyak menjadi kecil. Belanja banyak menjadi kecil itu bukan karena tidak punya uang, tapi karena keadaan,” ungkapnya.

Dampak yang paling besar dirasakan akibat wabah pandemi pada sektor ekonomi adalah daerah yang ditopang putaran ekonominya oleh penyedian jasa. Menurut Ma’ruf, daerah yang mengandalkan sektor jasa dipastikan mengalami penurunan ekonomi. Namun hal ini berbanding terbalik dengan daerah yang ekonominya ditopang oleh sektor pertanian, dampaknya lebih kecil.

Ma’ruf menyebut, di daerah luar jawa pinggiran tidak begitu terdampak. Meskipun demikian, wabah pandemi covid-19 ini memiliki implikasi pada kegiatan turunan yang melemah. Diantaranya sektor pendidikan, kesehatan, dan jasa, implikasi turunan tersebut secara berkelindan akan berdampak pada efek kesejahteraan.

“Ini terjadi secara global, kesejahteraan masyarakat itu turun akibat covid,” imbuhnya.

Sektor ekonomi mengalami kelesuan akut adalah di masa awal pandemi, Ma’ruf beralasan, di masa awal terjadinya pandemi semua pergerakan lumpuh. Bagi masyarakat hal ini begitu sangat terasa dampaknya. Sehingga pola bantuan yang diberikan di saat-saat tersebut ialah berbentuk karikatif.

“Dari sisi ekonomi memang implikasinya walfare-kesejahteraan itu turun. Ini nanti akan terlihat pada indeks IPM (Indek Pembangunan Manusia) yang saya duga pasti menurun. Karena kualitas kesehatan menurun, yang kedua kualitas ekonominya turun. Nah kalau pendidikan satu-dua agak melambat,” tuturnya.

Melambat yang dimaksud adalah ditundanya studi lanjut atau kuliah yang dilakukan oleh sebagian masyarakat karena alasan ekonomi. Karena implikasinya yang meluas, persoalan ekonomi ini harus terus diusahakan untuk segera membaik, jangan sampai malah jatuh jauh lebih dalam.

Pilihan terbaik diantara yang terburuk yang bisa dilakukan untuk sektor ekonomi saat ini menurut Ma’ruf adalah berusaha untuk tetap bertahan, asal jangan sampai ‘merosot’. Karena jika memilih untuk meningWakikatkan sektor ekonomi, persoalan yang dihadapi sudah begitu kompleks dan akut.

“Harapan saya akhir tahun ini bisa naik, di tahun 2021 ada proses recovery atau pemulihan,” harap Ma’ruf.

Karena untuk konteks masayrakat Indonesia, Dosen Fakultas Ekonomi UMY ini menjelaskan, bahwa masyarakat Indonesia memiliki banyak ragam penyikapan terhadap covid-19 maupun impeknya, baik pada sektor ekonomi maupun sosial. Sehingga treatment yang diberikan tidak bisa tunggal, melainkan diberikan secara unik sesuai dengan problem lokal.

Sesuai dengan yang disampaikan Ma’ruf, Bachtiar Dwi Kurniawan, Program Manager Gerakan Ketahanan Pangan (Getapak) MCCC menjelaskan bahwa, treatment yang diberikan oleh Muhammadiyah kepada masyarakat tidak sama pada setiap tahapnya. Misalnya pada masa awal, Muhammadiyah dalam penanganan covid-19 ini fokus pada sektor kesehatan, kemudian baru ekonomi.

“Di awal pada bulan-bulan mei itu ramai yang bekerja dirumahkan, langkah Muhammadiyah itu membuat lumbung pangan dengan mengumpulkan sembako bahkan bantuan tunai dan kami distribusikan kepada warga terdampak,” ungkap Bachtiar.

Gerakan Lumbung Pangan yang digalakan oleh MCCC dilakukan secara nasional berbasis Masjid, Amal Usaha, dan Pimpinan Muhammadiyah sampai tingkat Ranting. Setelah mata rantai ekonomi mulai berjalan, pola bantuan yang diberikan oleh Muhammadiyah berubah. Pola bantuan pada tahap ini yakni dengan menghidupkan ekonomi produktif berbasis keluarga.

“Ada yang dilakukan oleh Muhammadiyah secara kelembagaan melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat dengan program urban farming, peternakan berbasis keluarga, dan dukungan kepada UMKM,” katanya.

Selain itu, gerakan juga dilakukan oleh ‘Aisyiyah yang menyasar kelompok-kelompok usaha dan ketahanan pangan. Serta yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadakah Muhammadiyah (LazisMu). Aktualisasi skema yang dibuat oleh Muhammadiyah dalam penanggulangan wabah pandemi covid-19 terbagi kedalam program jangka pendek, menengah dan panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *