Kamis, 16 Mei 2024
Home/ Berita/ Abad 21, Muhammadiyah Dihadapkan Isu Kemanusiaan dan Kebangsaan

Abad 21, Muhammadiyah Dihadapkan Isu Kemanusiaan dan Kebangsaan

Gombak- Gerakan Muhammadiyah saat ini dihadapkan kepada masalah-masalah isu kemanusiaan dan kebangsaan yang sangat rumit dengan alat atau kendaraan organisasi yang sudah berumur sangat tua, yaitu 100 tahun. Tapi Alhamdulillah, Muhammadiyah sampai saat ini tidak pernah merasa kelelahan.

Demikian diungkapkan ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad, dalam orasinya pada pembukaan Musyawarah Cabang Istimewa Muhammadiyah Kuala Lumpur, Kamis (03/02/2011). Menurut Dadang, Muhammadiyah dalam menghadapi isu-isu kebangsaan, menganggap bahwa selama ini yang dilakukan masih dalam koridor Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Muhammadiyah tidak akan tinggal diam, sebaliknya akan tetap terus konsern dan menyuarakan terhadap isu-isu berkembang yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia

Diuraikan oleh Dadang, yang juga Guru Besar di UIN Sunan Gunungjati Bandung, bahwa Muhammadiyah saat ini sangat prihatin dengan isu-isu yang melanda Bangsa Indonesia, diantaranya; Betapa masyarakat modern sekarang sudah mulai selalu Merasionalisasikan Agama, Apa-apa yang berkaitan dengan kehidupan beragama dicarikan rasionalitasnya. Juga sekarang di Masyrakat sudah tampak gejala yang menganggap bahwa beragama itu mahal, “Untuk bisa sholat khusuk saja harus diajarkan dengan biaya yang mahal dan tempat pelatihannya di hotel-hotel. Untuk berdzikir juga mahal, Dai-dai sekarang sekali tampil dibayar dengan harga yang sangat mahal, sementara sebagian masyarakat masih susah untuk mendapatkan makan sehari-hari, bahkan untuk bertahan hidup saja susah,” jelasnya.

Disinggung juga dalam orasinya, bahwa sekarang berkembang di masyarakat gejala Ananiyah Individualistis, “Padahal, semangat yang dikembangkan oleh Muhammadiyah adalah semangat berjama’ah, berkumpul, kini soal mengaji Fiqh atau Ilmu Tafsir, juga Hadits, sudah dianggap tidak perlu lagi berkumpul menghadap seorang Ustadz atau Kyai, cukup beli CDnya dan diputar dirumah, bahkan Sholatpun kalau perlu tidak usah ke Masjid berjama’ah, cukup di rumah saja” terangnya.

Ini semua adalah isu-isu dan masalah yang berkembang di masyarakat, dan Muhammadiyah harus menghadapinya dengan semangat bahwa dalam beragama Muhammadiyah menganut paham purifikasi, kembali kepada pangkalnya al-Quran dan as-Sunnah. Adapun dalam persoalan ber-Mu’ammalah Muhammadiyah cenderung kepada perkembangan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *