Jum'at, 17 Mei 2024
Home/ Berita/ Syafii Maarif: Negara Ini Tolong Diperhatikan Jangan Sampai Tenggelam

Syafii Maarif: Negara Ini Tolong Diperhatikan Jangan Sampai Tenggelam

 

 

Yogyakarta –  Peran Muhammadiyah dalam menciptakan kader yang memiliki wawasan kebangsaan dan memiliki jiwa sosial serta kenegarawanan, merupakan cita-cita luhur yang patut didukung. Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan kadernya harus memiliki empat visi kader yakni 1. Kader Kemanusian, 2. Kader Kebangsaan, 3. Kader Umat, dan 4. Kader Pesyarikatan. Hal tersebut disampaikan mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Prof. Buya Syafii Maarif dalam forum Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah kemarin (Sabtu, 23/2/2013) di Aula Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta.

Buya menambahkan, bahwa Muhammadiyah ini tidak didesain untuk mengurus Negara.  Menurutnya Gerakan KHA Dahlan yang menyimpang dari tradisi itu merupakan bentuk gerakan liberal. “Negara Ini tolong diperhatikan jangan sampai Tenggelam” ujarnya

“Jika anda terpilih menjadi gubernur, jadilah gubernur yang patut dicontoh Makanya belajar dan terus belajar”, ungkapnya.  Muhammadiyah terbentuk dari Kesadaran akar rumput. Tujuan Muhammadiyah membentuk masyarakat Islam. Menurutnya kita memiliki Wawasan kebangsaan ke-Indonesian kita itu lemah. Muhammadiyah itu sudah sifatnya sangat nasional.  “Muhammadiyah karena saking rasionalnya, sifat silahturahminya kurang. Kalo Visi Muhammadiyah seperti sekarang,  Orang-orang Muhammadiyah kalo mau masuk politik apa tujuan masuk ke Politik?, Angkatan Muda Muhammadiyah kalo mau masuk politik, anda harus perbaiki ekonomi anda dulu, perkuat ekonomi dulu, baru masuk politik. Karena politisi sekarang merupakan penganggur, politik atau jadi anggota DPR itu mata pencaharian”, tambahnya.

Buya memberikan pesan bahwa mempersiapkan mental dan belajar Sehingga kita mengerti untuk apa politik itu. Boleh menjadi politisi, kemudian belajar menjadi negarawan, itu yang dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang.  Banyak orang menuduh dan mengira Muhammadiyah dipengaruhi wahabi, orang itu tidak paham Muhammadiyah. Muhammadiyah itu lebih dipengaruhi oleh Muhammad Abduh tentang gerakan kemasyarakatan dan KHA Dahlan dalam pengalaman dakwahnya di Indonesia

“Beda politik dengan dakwah Muhammadiyah. Politik menjanjikan pahala jangka dekat Muhammadiyah menjanjikan pahala jangka jauh dan itu belum tentu dapat. Kalo stamina spiritual itu belum cukup, ngapain di Muhammadiyah ini Kalo ada orang mau di Muhammadiyah dengan niat tulus, itu orang2 luar biasa. Anda mengurus Muhammadiyah, anda tidak akan miskin, asal niatnya jelas. Semua pengurus semua kader harus paham tentang Islam. Kalo tidak akan repot mengurus Muhammadiyah ini”, tutupnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *