Aceh Tengah- Ketua tim Medis Muhammadiyah yang dikirim ke Aceh Tengah Budi Santoso memaparkan, tim medis yang berada di Aceh Tengah sejak awal puasa atau 9 Juli 2013 lalu telah memberikan berbagai pelayanan medis secara gratis pada para pengungsi di berbagai titik pengungsian, selain itu, Tim yang tergabung dalam Disaster Medic Committee (DMC) juga memberikan pelatihan RS Siaga Bencana.
Hal tersebut disampaikan Budi Santoso melalui sambungan telepon, Senin (22/07/2013). “Kita (Tim Medis) telah melayani lebih dari 700 orang di beberapa wilayah titik pengungsian di Aceh Tengah, dan sambutan masyarakat cukup besar, karena mereka memang membutuhkan bantuan medis yang saat ini masih minim diberikan oleh pemerintah,” jelasnya. Diantara titik pelayanan medis yang diberikan meliputi, pelayanan kesehatan dan pendampingan Posko Cangduri, Ketol, Aceh Tengah, pelayanan kesehatan ibu-ibu Aisyiyah Takengon, pelayanan kesehatan di posko Bener Meriah, dan lainnya.
Budi Santoso yang juga merupakan koordinator Tanggap Darurat MDMC menjelaskan, selain memberikan pelayanan kesehatan, Tim Medis juga menerima undangan dari RSUD Datu Beru Takengon untuk memberikan pelatihan dan materi mengenai Rumah Sakit Siaga Bencana atau dalam dunia Medis dikenal dengan Hospital Preparedness in Emergencies (HOPE). “Kebetulan RS PKU Muhammadiyah Bantul ini, merupakan salah satu dari sedikit Rumah Sakit di Indonesia yang mengantongi sertifikat HOPE atau Rumah Sakit Siaga Bencana bersama RS Sanglah di Denpasar dan Beberapa Rumah Sakit Muhammadiyah lainnya. Menurut Budi yang juga wakil Direktur RS PKU Muhammadiyah Bantul, beberapa Rumah Sakit Muhammadiyah saat ini telah mengantongi sertifikat HOPE atau Rumah Sakit Siaga Bencana yang hal tersebut merupakan keunggulan tersendiri, karena saat ini selain Muhammadiyah, hanya RS Sanglah Denpasar yang mempunyai setifikat yang sama.