Yogyakarta- Pada kehidupan berkebangsaan yang berada diatas masyarakat yang hiterogen dan multietnis, maka sikap toleransi dan tidak menang sendiri mutlak dibutuhkan. Islam telah mengajarkan untuk saling menghormati, dan Muhammadiyah mempunyai peran penting dalam mengajarkan ajaran Islam yang benar pada masyarakat Indonesia.
Hal tersebut disampaikan mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad dalam konferensi pers di sela pelaksanaan International NGO Summit on the Prevention of Drugs, Tobacco and Alcohol Abuse yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (4/2). Menurut Mahathir, banyak potensi konflik baik ditingkat masyarakat atau Negara, tetapi kesemuanya hanya akan menimbulkan korban dan kurugian bagi kedua belah pihak, “Saling menahan diri dan tidak mementingkan kepentingan kelompoknya, jauh lebih berharga daripada memenangkan sesuatu dan merugikan yang lain,” jelasnya. Muhammadiyah yang merupakan institusi besar dan memiliki banyak sekolah dan perguruan tinggi, dipandang mantan pemimpin partai terbesar di Malaysia UMNO ini, mampu memberikan kontribusinya melalui sarana pendidikan yang dipunyai dan memberikan pembelajaran perdamaian pada masyarakat di Indonesia.
Malaysia menurut Mahathir, dengan tiga etnis besarnya Melayu, India, dan Cina, selalu berusaha untuk memberikan perlakuan yang adil, dan hal tersebut menjadi dasar untuk terciptanya kehidupan yang harmonis di negeri Jiran tersebut. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Mahathir Muhammad juga menyambut baik diselenggarakannya pertemuan NGO Internasional yang membahas masalah pencegahan obat terlarang, rokok, dan penyalahgunaan alcohol yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Menurutnya, perlu edukasi yang massif dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari masalah narkoba, rokok, dan alcohol, karena generasi muda sangat penting bagi terciptanya dunia yang lebih baik di masa depan. (mac)