Yogyakarta- Madrasah Mualimmat Muhammadiyah Yogyakarta Ahad, 1 Juni 2014 melaksanakan Wisuda Pelepasan bagi siswi kelas 6 Madrasah Aliyah Muallimat Muhammadiyah yang ke-88. Dalam sambutannya, Wakil Direktur Ustad Atang Solihin, menyampaikan bahwa pada tahun akademik 2013/2014 ini Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta meluluskan siswi kelas 6 sebanyak 160 siswi yang telah lulus 100 persen baik dalam ujian nasional maupun ujian madrasah. Sejumlah 160 siswi kelas 6 Madrasah Muallimat atau setingkat kelas XII Madrasah Aliyah tersebut terdiri dari 83 sisiwi program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 67 siswi program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan 10 siswi program Keagamaan, berasal dari 21 propinsi di Indonesia yang tersebar dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Selanjutnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan 'Aisyiyah untuk dilepas dan diserahkan kembali kepada orang tua masing-masing dengan harapan setelah menempuh pembinaan dan pendidikan selama 6 tahun di Madrasah Muallimat, 160 siswi tersebut dapat menjadi kader-kader militan Muhammadiyah, Aisyiyah, umat Islam, dan kader pemimpin bangsa di masa depan.
Mahfud Asrofi S.Ag, Msi, orang tua dari Ihmah Riswanda, yang merupakan salah satu siswi berprestasi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa alasannya memilih untuk menyekolahkan putrinya ke Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah awalnya karena merasa kesulitan mencari sekolah yang pas untuk putrinya, mengingat kompleksnya permasalahan remaja saat ini terutama yang berkaitan dengan persoalan moralitas. Kesadaran akan tanggung jawab orang tua lah yang menyebabkannya memilih Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tempat bagi putrinya untuk dididik, dibina, dilatih, dan dipersiapkan agar menjadi imadul bilad, untuk mengangkat kiprah umat muslim di Indonesia. Ia berpesan agar para siswi setelah dilepas nanti dapat menjaga nama baik almamater, bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain dimanapun berada. Ia menekankan pentingnya pendidikan untuk menghadapi tantangan, dan kesungguhan serta fokus dalam menjalani apa yang dicita-citakan agar para siswa mendapatkan kesuksesan di masa mendatang. Kepada madrasah ia berharap agar Madrasah Mu’alimaat Muhammadiyah Yogyakarta yang langsung dibawah pembinaan PP Muhammadiyah selalu dapat menjadi lembaga pendidikan yang membanggakan mengingat animo masyarakat yang begitu besar untuk memasukkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan khusus putri yang dirintis dan didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tahun 1920-an tersebut.
Dra. Hj. Soimah Kastolani dari Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah menyampaikan apresiasi kepada Madrasah Muallimat Muhammadiyah yang dari tahun ke tahun telah memberikan kader-kader terbaiknya, kader-kader yang handal bagi persyarikatan. Ia berharap siswi yang baru lulus nantinya dapat menjadi generasi yang bermanfaat untuk umat, bangsa, dan kehidupan kemanusiaan pada umumnya. selanjutanya Dra.Hj. Soimah Kastolani yang juga merupakan alumni Madrasah Mu’alimmat Muhammadiah Yogyakarta ini menekankan agar para siswi tersebut menjadi generasi qalbusalim yang dapat memajukan Indonesia dengan keilmuan yang dilandasi dengan keimanan sehingga mampu memberikan pencerahan bagi bangsa Indonesia. Kepada orang tua ia berharap agar para siswi setelah kembali tetap didorong untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selanjutnya Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. yang putri bungsunya juga diwisuda hari itu mengucapkan selamat kepada para siswi Madrasah Muallimat Muhammadiyah yang telah diwisuda dan mengapresiasi keberhasilan 104 alumni baru yang saat ini telah dinyatakan diterima di sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di berbagai jurusan dengan bermacam-macam minat bidang keilmuan. Beliau juga mengapresiasi hasil akreditasi Madrasah Muallimat Muhammadiyah yang nilainya hampir sempurna mendekati 100 sehingga akan dijadikan contoh bagi madrasah-madrasah lainnya. Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiah, Prof Yunahar memberikan penekanan agar para alumni Mu’allimaat tidak mendikotomikan pendidikan, tidak ada dikotomi ilmu umum atau al-ulum al -kauniah dan ilmu agama atau al-ulum as-syariah karena kedua ilmu tersebut datang dari Allah dan dikotomi ilmu pengetahuan itu akan memberikan dampak negatif, pemahaman yang salah bagi kita. Jangan sampai kita memahami bahwa hanya orang-orang yang mempelajari agama saja yang mendalami Islam, sedangkan orang-orang yang tidak mempelajari agama Islam tidak memiliki kewajiban mendalami agama Islam. Sebagai alumni madrasah yang mendapatkan keistimewaan dibina langsung oleh PP Muhammadiah, Prof. Yunahar berharap agar alumni Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta aktif di organisasi ‘Aisyiyah di tempat tinggalnya, menjadi kader-kader ‘Aisyiyah di lingkungan tempat tinggalnya baik di tingkat ranting bahkan jika bisa suatu saat nanti alumni Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah ini duduk dalam kepengurusan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. *AR