Jakarta - Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan bahwa sudah seharusnya perdamaian dunia ditegakkan dan Indonesia harus memulainya. Hal ini disampaikan saat menggelar peringatan Hari Perdamaian Dunia di Bundaran HI (21/09/14).
Lukman menilai bahwa kita sadar dengan perdamaian dunia tapi masih sekedar merayakan hari perdamaiannya, belum ke substansi dari perdamaian.
"Kita tidak hanya memperingati hari perdamaian dunia tapi sekaligus menegaskan betapa petingnya perdamaian dan turun langsung menjadi aktor perdamaian." Pungkasnya.
Ia pun menambahkan bahwa sebesar apapun perbedaan itu kita disatukan dan dirajuk oleh kepentingan bersama.
"Kita semua hakikatnya mendambakan perdamaian. Kita hadir dengan simbol berbeda tapi kita tetap meneguhkan bahwa perdamaian itu perlu terus diperjuangkan". Katanya.
Sekretaris Jenderal PP Nasyiatul Aisyiyah, Ulfa Mawardi, menyatakan bahwa kita harus menciptakan dan menghadirkan rasa damai dalam kehidupan sehari-hari khususnya menghadirkan rasa damai pada kehidupan perempuan dan anak.
Ulfa juga menambahkan bahwa Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi putri Muhammadiyah berkomitmen hadir sebagai gerakan ramah perempuan dan anak yang senantiasa berjuang dalam upaya penyadaran, pembelaan, advokasi dan pemberdayaan perempuan dan anak, gerakan ini dapat kita lakukan dengan memberikan perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan baik verbal maupun non verbal.
"Stop kekerasan yang dilakukan baik personal, komunal, maupun kekerasan yang dilakukan oleh negara. Ciptakan budaya damai di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat berbangsa bernegara", ujarnya.
Senada dengan Ulfa, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Beni Pramula, meyakini bahwa sebagai generasi muda menjadi kunci bagi perdamaian yang ada di dunia dan merasa bertanggung jawab untuk turut serta menjaga perdamaian dunia.
"Keluarga adalah sekolah perdamaian yang pertama dan orang tua adalah pendidik yang utama untuk perdamaian melalui contoh-contoh hidup dan ajaran mereka" Katanya.
Menurut Beni para orang tua memiliki privilege yang unik untuk membina anak-anak mereka di dalam nilai-nilai mendasar untuk menghayati hidup yang damai, yakni: saling percaya, saling menghormati, saling memahami, saling mendengarkan, saling peduli dan saling mengampuni.
"Dengan nilai-nilai rohani dan moral sebagai pondasi yang kokoh dari pendidikan, para pendidik memiliki kewajiban mengawasi para murid dari idiologi-idiologi yang menimbulkan keretakan dan perpecahan", tutupnya.
Peringatan Hari Perdamaian Dunia ini diselenggarakan Wakhid Institute bekerjasama dengan PP Nasyiatul Aisyiyah, LH-HAM DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan seribu NGO perdamaian lainnya.(dzar)