Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ Muballighat Ujung Tombak Persyarikatan

Muballighat Ujung Tombak Persyarikatan

Yogyakarta –Sebagai ujung tombak persyarikatan, muballighat menjadi penyambung lidah risalah Islam yang salah satunya disampaikan oleh Nabi Muhammad. Di ‘Aisyiyah, Muballighatlah yang akan menyampaikan dakwah Islam berkemajuan.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh, PP ‘Aisyiyah, Dra. Cholifah Syukri, M.S.I. di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan terpadu pada Ahad (10/01). Dalam Talkshow bertema Kepedulian Muballighat Terhadap Gerakan Cinta Anak Nir Kekersan tersebut, Cholifah mengajak muballighat di persyarikatan untuk ikut menyampaikan isu darurat kekerasan pada anak dalam berbagai forum pengajian.

Senada dengan Clolifah, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Dra. Siti Noordjannah Djohantini, MM, M.Si, mengatakan muballighat perlu memahami substansi gerakan islam berkemajuan dengan segala isu yang sedang menjadi perhatian bersama.

“ ‘Aisyiyah memang didesain untuk memberikan banyak hal bagi umat dan bangsa yang dirangkum dalam tema muktamar 1 abad (Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan). Seluruh kegiatan ‘Aisyiyah harus memahami konteks Indonesia. Bagaimana mencerahkan bangsa kita. Tema kekerasan pada anak diangkat karena konteks bangsa kita sedang menghadapi berbagai masalah tentang anak,” ujar Noordjannah.

Berkaitan dengan Gerakan Cinta Anak Nir Kekerasan, Noordjannah mengajak muballighat dan kader ‘Aisyiyah bergerak bersama. “Kita akan bergerak bagaimana mencintai anak, menjauhkan anak dari tindak kekerasan dan kejahatan orang dewasa pada anak,” tambah Noordjannah.

Menurut Noordjannah, dinamika umat yang begitu kompleks merupakan tanggung jawab bersama. Ada tiga langkah yang bisa diambil dalam mengkampanyekan gerakan tersebut sesuai dengan dakwah Islam berkemajuan. Pertama pembebasan. Memberikan pemahaman kepada seluruh umat dari tidak tahu menjadi tahu isu kekerasan pada anak. Kedua, memberdayakan. Membuat bagaimana pemahaman terhadap cinta anak itu jadi pemberdayaan subyek dan obyek dakwah kita agar mampu melakukan sesuatu yang benar. Tiga, memajukan. Noordjannah mengungkapkan, “dengan adanya UU Desa, ‘Aisyiyah bisa mulai memajukan ide upaya pencegahan kekerasan pada anak lewat UU Desa.”

Kegiatan talkshow dari Majelis Tabligh bagi Noordjannah adalah upaya mengawali abad kedua ‘Aisyiyah. Dengan tema Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan, Noordjannah berharap muballighat dan seluruh kader ‘Aisyiyah bergerak sebagaimana yang ditujukan sejak awal berdirinya.

“KH Ahmad dahlan membentuk ‘Aisyiyah agar perempuan terlibat bukan justru tetap dipojokan, tapi membawanya dalam pusaran dakwah. Sejak awal, perempuan ditempatkan untuk menjadi da’iyyah yang memiliki potensi untuk menjalankan amal saleh,“ tandas Noordjannah.

Dalam acara tersebut juga dilakukan temu tim muballighat ‘Aisyiyah Yogyakarta dan perwakilan dari beberapa daerah di Jawa Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *