Jakarta -- Permasalahan ekonomi Indonesia menjadi perhatian utama bagi Muhammadiyah. Ekonomi, terutama dalam persaingan global, menjadi tantangan tersendiri bagi Muhammadiyah yang berdiri besar di Indonesia.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, suatu saat Muhammadiyah harus memiliki usaha yang mengglobal. "Gak cukup dengan ilmu di otak, dengan teori, harus dengan pengalaman," ujar Anwar menyoal bisnis yang perlu digeluti Muhammadiyah itu saat mengisi acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (22/4).
Menurut dosen ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, pengalaman merupakan hal yang paling berharga dalam proses belajar, apalagi dalam dunia bisnis. Teori yang sudah dipelajari di bangku sekolah, kata dia, bisa dikalahkan oleh orang yang sudah berpengalaman.
Karena itu, untuk menghadapi persaingan global saat ini, Anwar menilai, diperlukan modal yang sangat besar oleh Muhammadiyah salah satunya adalah sumber keuangan. Tak hanya itu, kreatifitas pun menjadi kunci utama dalam mencari sumber keuangan tersebut.
Masyarakat, menurut Anwar, bisa juga membuat usaha mandiri untuk mendapatkan penghasilan. Dia menyarakan agar masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah memiliki jiwa entrepreneur.
Selain untuk mensejahterakan diri, sambung Anwar, memiliki jiwa entrepreneur juga berguna bagi banyak orang, kelompok, dan organisasi, terutama bagi mereka yang ingin mengembangkan Muhammadiyah dari sisi ekonomi.
Mencari uang dan memiliki kekayaan sangat diperlukan. Namun memiliki kader penerus, kata Anwar, menjadi hal yang tak kalah pentingnya. Kader yang memiliki jiwa entrepreneur, yang telah dididik dan ditanamkan sifat sifat kemandirian sejak dini.
'Muhammadiyah bisa maju, hanya satu, benahi sumber daya manusianya," tegas Anwar ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta sosialisasi itu. (dzar)
Reporter: Ilma Aghniatunnisa
Redaktur: Ridlo Abdillah