Jum'at, 17 Mei 2024
Home/ Berita/ Haedar Nashir: Politik Hijau Bangun Relasi Manusia dan Alam yang Bersahabat

Haedar Nashir: Politik Hijau Bangun Relasi Manusia dan Alam yang Bersahabat

Bantul -  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyatakan bahwa sejak tahun 2000, Muhammadiyah sudah mempunyai konsen pada pembangunan lingkungan dengan menyelamatkan lingkungan hidup dan tidak merusaknya sesuai dengan prinsip Islam, hal itu disampaikan Haedar dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Lingkungan Hidup (MLH) di Pascasarjana UMY, Bantul, Sabtu, (30/4).

“PP Muhammadiyah sudah membuat buku berjudul Teologi Lingkungan, dan saat ini kami sedang akan membuat buku Fiqh Lingkungan yang harapannya dapat semakin memberikan kesadaran kepada masyarakat terhadap kepedulian lingkungan,” jelas Haedar.

Haedar juga menambahkan bahwa salah satu ayat dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merasa seakan-akan membangun alam dan lingkungan, namun pada kenyataannya sebenarnya mereka malah merusaknya.

“Manusia terjebak dalam paradox perilaku yang mereka merasa telah membangun padahal merusaknya. Manusia saat ini sudah tidak manusiawi lagi dan alam sudah tidak alami lagi. Manusia sudah kehilangan kemanusiaannya dan alam kehilangan kealamiahannya,” papar Haedar.

Dengan demikian, Haedar menyebutkan perlu dibentuknya Politik Hijau yang membangun kembali relasi antara manusia dan alam yang bersahabat. Ia menyebutkan bahwa para pemikir modernis saat ini memandang bahwa alam merupakan obyektif semata-mata dan benda semata-mata yang dimanfaatkan oleh manusia demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

“Sedangkan keuntungan yang sebesar-besarnya tersebut akan berimbas pada kerugian (alam-red.) yang sebesar-besarnya,” tegas Haedar.

Dengan demikian, Haedar berharap dengan diadakannya Rakernas ini merupakan upaya untuk meluruskan pemikiran yang salah di atas.

 “Selain itu dalam segi agama, penyelamatan lingkungan harus sudah menjadi tujuan syariah. Gerakan lingkungan harus sudah menjadi kesadaran kita. Maka nanti para mubaligh bisa melakukan gerakan melalui khutbah dan tabligh,” tutup Haedar.

Dalam Seminar dan rakernas “Penguatan Umat Serta Komunitas Melalui Pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan” tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, juga sekaligus menandatangani Nota Kesepahaman antara Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah, dalam rangka konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pada seminar tersebut juga sekaligus diadakan launching Audit Lingkungan Mandiri Muhammadiyah (ALiMM). (Deansa) (dzar)

 

©muhammadiyah.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *