BANTUL, MUHAMMADIYAH.OR.ID - Sudah sepatutnya bagi orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan. Hal tersebut penting dilakukan agar nantinya anak akan memiliki moral yang baik. Sehingga ketika anak telah lahir akan terbiasa dengan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Pipik Dian Irawati atau kerab disapa Umi Pipik yang merupakan aktris sekaligus pendakwah dalam acara Tausyiah yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta (HMJ KPI UMY) pada Rabu (25/5) bertempat di Plaza Boga UMY.
"Supaya anak memiliki moral yang baik, maka ibu harus mempersiapkan pendidikan anak sejak anak belum dilahirkan, yaitu ketika masih berada dalam kandungan. Ini karena anak telah dapat mendengar dan merasakan apa yang dilakukan oleh ibunya. Sehingga ketika telah lahir, anak akan terbiasa dengan apa yang dilakukan ibunya ketika mengandung. Orang tualah pembentuk moral anak,"ungkap Umi Pipik.
Kembali ditambahkan oleh Umi Pipik bahwa banyak orang tua yang menginginkan anaknya memiliki moral yang baik dan prestasi yang membanggakan, namun sayangnya hanya sedikit saja orangtua mengajarkan moral yang baik untuk diikuti oleh anak-anak mereka. Terlebih saat ini moral anak telah dipengaruhi oleh film-film yang justru tidak ada nilai moralnya. "Film saat ini sangat miris, banyak adegan adegan yg tidak sesuai dilihat oleh anak dan tidak ada pesan moral. Mirisnya, film film itu justru banyak ditonton oleh jutaan orang,"kecamnya.
Selain itu Umi Pipik berharap kepada setiap orangtua untuk menekankan kepada anaknya bahwa jika berhasil menjadi penghafal al-qur'an, akan diberikan mahkota kehormatan di Akhirat kelak. "Suatu saat nanti, jika anak berhasil menghafal, akan memberikan mahkota kepada orangtuanya. Inilah yang menjadi pacuan semangat anak untuk menjadi seorang hafidz qur'an,"tambahnya.
Diakhir acara Umi Pipik memberikan pesan kepada peserta yang hadir untuk selalu mengingat akan dua hal. Kedua hal tersebut adalah mengenai kebaikan dan keburukan yang dimiliki orang lain maupun diri sendiri. "Ingatlah dua hal agar kita selalu menabur kebaikan dalam ketaatan. Pertama adalah ingatlah kebaikan orang lain, bukan keburukan. Ini agar tidak muncul kebencian yang dapat mengotori hati. Kedua yaitu lupakan kebaikan yang kita miliki, dan selalu mengingat keburukan yang ada dalam diri kita. Ini agar tidak muncul sifat riya yang dapat mengikis iman," pesannya,"tutupnya. (BHP UMY)
Redaktur : Adam