Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ Muhammadiyah Berkiprah Untuk Bangsa

Muhammadiyah Berkiprah Untuk Bangsa

 

Jauh sebelum negara dan pemerintah Indonesia lahir, sejak 18 November 1912 M atau 8 Dzulhijjah 1330 H, Muhammadiyah telah berjuang untuk bangsa. Sang Pencerah menghadirkan gerakan Islam pembaru ini untuk membebaskan umat dan bangsa dari belenggu kejumudan, keterbelakangan, dan penjajahan. Dengan senantiasa bersyukur kepada Allah SWT dan terimakasih atas dukungan masyarakat luas Muhammadiyah terus  berkiprah dalam kerja-kerja dakwah yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Ribuan Amal Usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, dan program-program kemasyarakatan yang sepenuhnya berada dalam pengelolaan (milik) organisasi dibangun dan dikhidmatkan untuk kemajuan bangsa meraih peradaban utama. 
 
 
 
Dari rahim Muhammadiyah, Islam bukan hanya diwacanakan, tetapi diwujudkan dalam amaliah karena pada hakikatnya tidak ada manifestasi lain dari Islam kecuali dalam amal. Amal Islam yang berkemajuan. Para ahli mengakui keberhasilan Muhammadiyah dalam gerakan pembaruannya, setidak-tidaknya dalam empat hal utama yakni: (1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam; (2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern; (3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan (4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (Mukti Ali, 1958:  20).  
 
 
Muhammadiyah melahirkan gerakan Al-Ma’un, sebuah teologi amaliah yang  menampilkan wajah Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Dari Al-Ma’un lahirlah amal usaha poliklinik pertama tahun 1922 yang bernama Penolong Kesengsaraan Omoem (PKU) yang menjadi embrio rumah sakit, balai kesehatan, dan lembaga-lembaga pelayanan sosial dan kesehatan yang tersebar di seluruh tanah air. Muhammadiyah menurut Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama, dengan sedikit bicara tetapi banyak bekerja, telah melakukan modernisasi sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 
 
 
Melalui pembaruan pendidikan, Muhammadiyah memperkenalkan sistem pendidikan Islam modern yang holistik. Pendidikan yang memadukan iman dan kemajuan, intelektualitas dan moralitas, yang bermuara pada pembentukan insan Muslim yang kokoh iman dan kepribadiannya sekaligus prokehidupan. Pendidikan Muhammadiyah telah mencerdaskan kehidupan bangsa, tatkala mayoritas penduduk bumiputra tidak mengenal dan mengenyam pendidikan umum.
 
 
Peran Muhammadiyah melalui ‘Aisyiyah sejak tahun 1917 dalam mengangkat harkat martabat perempuan merupakan langkah terobosan. ‘Aisyiyah bahkan termasuk salah satu penggagas dan terlibat aktif dalam Kongres Wanita Pertama. Gerakan perempuan Muhammadiyah ini hingga kini bahkan telah mengelola ribuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak Kanak (TK ABA), Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Panti Asuhan, koperasi, usaha ekonomi mikro-kecil-menengah, dan berbagai amal usaha lainnya. Melalui ‘Aisyiyah tersebut Muhammadiyah berperan nyata dalam gerakan perempuan Indonesia menuju pada kemajuan.
 
 
Dalam situasi paling krusial, Muhammadiyah melalui tokoh puncaknya Ki Bagus Hadikusuma, pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945, telah memberikan solusi sangat menentukan di tengah ancaman perpecehan dan keretakan anak bangsa yang baru satu hari merdeka. Dengan penghayatan atas jiwa Piagam Jakarta, Ki Bagus rela berkorban demi keutuhan dan persatuan bangsa, yang menentukan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di belakang hari hikmah dari peran Ki Bagus Hadikusuma itu telah mewakili pengorbanan terbesar umat Islam, yang oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Alamsjah Ratu Perwiranegara, disebut sebagai hadiah terbesar umat Islam untuk bangsa dan negara Indonesia. 
 
 
Pemerintah Indoensia mengakui kiprah Muhammadiyah dengan memberikan gelar Pahlawan Nasional untuk Kyai Haji Ahmad Dahlan. Melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 657 tanggal 27 Desember 1961 pemberian gelar tersebut didasarkan atas empat pertimbangan yaitu: (1) KH Ahmad Dahlan telah memelopori kebangunan Umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat; (2)  Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya; Ajaran Islam yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam; (3) Dengan organisasinya Muhammadiyah telah memelopori amal-usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangunan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; (4) Dengan organisasinya bagian Wanita atau ‘Aisyiyah telah memelopori kebangunan wanita bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria. 
 
 
Muhammadiyah sebagai komponen bangsa senantiasa mengutamakan kepentingan dan kemajuan bangsa di atas segalanya. Muhammadiyah sejalan dengan Khittah dan Kepribadiannya menegaskan sikap untuk konsisten dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pemerintah dan seluruh komponen bangsa secara cerdas dan mengedepankan nasib bangsa. Muhammadiyah tidak pernah egois mementingkan dirinya. 
 
 
 
Dalam rentang perjalanan 102 / 99 tahun Muhammadiyah telah berkiprah tak kenal lelah untuk bangsa, juga untuk umat Islam dan dunia kemanusiaan universal. Kiprah Muhammadiyah itu lahir dari spirit dakwah Islam yang mengajak pada kebaikan, menyuruh pada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar (QS Ali Imran: 104) yang dikhidmatkan untuk kejayaan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal. Berbagai rintangan telah banyak dilalui oleh Muhammadiyah dalam rentang usia yang panjang itu. Namun demikian Muhammadiyah tetap  tegak berdiri dan terus beramal kebajikan untuk mencerahkan kehidupan.
 
 
Meskipun sering harus menghadapi rintangan berat pada setiap babakan sejarahnya, kadang disisihkan karena sikap kritis, Muhammadiyah tetap berjuang mengemban misi dakwah tanpa pamrih. Sehingga sejarah dapat membuktikan betapa Muhammadiyah sejak lahir hingga saat ini dan sampai kapanpun tetap istiqamah dalam berkiprah untuk membawa negara dan bangsa ini menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun ghafur. Muhammadiyah tetap berkomitmen mengusung dakwah dan tajdid yang berkemajuan untuk terwujudnya Islam sebagai rahmatan lil-‘alamin. 
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *