Tangerang, MUHAMMADIYAH.OR.ID -- Daya imaginasi anak sepatutnya telah ditanamkan sejak dini. Berbagai cara dapat dilakukan dalam membangun kekuatan imaginasi anak, salah satunya yaitu dengan menerapkan konsep pembelajaran berbasis Trensains.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Agus Purwanto selaku penggagas konsep Trensains dan juga anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah pada Sabtu (4/6) dalam acara Pelepasan Siswa Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal 85 Trensains Legoso-Ciputat-Tangerang Selatan.
"Pengenalan sains untuk anak usia dini sangat penting diberikan, terutama untuk merangsang nalar dan logika siswa dalam menangkap fenomena alam lingkungan sekitarnya, termasuk mulai memahami tinjauan sains secara sederhana sesuai perkembangan usia anak,"ungkap Agus
Kembali ditambahkan oleh Agus, pada dasarnya dalam konsep Trensains untuk anak usia dini yaitu dalam hal merangsang agar anak-anak memiliki daya imaginasi terhadap sains sejak dini. "Anak-anak hanya jangan hanya berpuas diri sebagai "penikmat" produk sains dan teknologi yang semakin canggih, namun juga harus sebagai pencipta, melalui daya imaginasinya,"tambahnya.
"Anak kita latih dengan pembiasaan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar sains yang tidak terlepas dari yang diisyaratkan dalam Al-Qur'an maupun Hadits-Hasits,"tambah Agus.
Peserta didik mendapatkan suasana yang fun dalam mengenali fenomena alam semesta, seperti mengamati gerhana bulan dan matahari, mengenali fenomena gempa bumi, gunung meletus, hingga mengamati bagaimana tanaman tumbuh, berbunga dan berbuah.
"Semua itu adalah bagian dari kebesaran Allah SWT yang menciptakan alam semesta ini. Misalnya saat praktikum menanam kacang hijau, anak mengamati bagaimana kacang hijau mulai tumbuh dan berkembang, sampai tiba saat memanennya. Hingga memasak dan menikmatinya, bahwa anak tahu kandungan vitamin dan protein kacang hijau sangat baik untuk kesehatan," tambah Agus.
Agus kembali menambahkan bahwa yang paling mendasar diberikan kepada peserta didik bukan menghafal, tetapi memahami logika dan membangun rasa curiocity (keingintahuan). "Pada pikiran anak-anak kita bangun rasa keingintahuan mereka agar anak memiliki keberanian dan kekritisan dalam menganalisis persoalan yang ia hadapi sesuai tingkatan usia anak," tambahnya.
"Program pendidikan Trensains ini merupakan ijtihad Pendidikan Muhammadiyah di abad kedua," tambah Agus.
Terlepas dari hal tersebut acara pelepasan yang turut dimeriahkan dengan acara Pentas Seni dan Penampilan Kreatifitas siswa-siswi TK Aisyiyah Trensains tersebut merupakan lulusan pertama TK Aisyiyah Trensains Ciputat. "Syukur Alhamdulillah, tahun ini kami sudah dapat meluluskan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya," tutup Irma Yuli Astuti selaku Kepala Sekolah TK Aisyiyah Trensains Ciputat. (mona)
Kontributor : Badra Al Aufa
Redaktur : Adam