MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menegaskan, serangan bom bunuh diri di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki merupakan perbuatan biadab dan tidak berperikemanusiaan.
“Apapun alasannya dan siapapun pelakunya, membuat kerusakan dan membunuh manusia yang tidak berdosa adalah perbuatan yang bertentangan dengan agama manapun, terutama Islam,” ujar Mu’ti Rabu (29/6).
Islam, Mu’ti menjelaskan, adalah agama damai yang mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa menebarkan perdamaian.
Ihwal insiden bom bunuh diri ini, Mu’ti mengatakan, Muhammadiyah menyampaikan duka cita dan belasungkawa kepada Pemerintah Turki dan para korban yang tidak berdosa. “Semoga Pemerintah Turki mampu segera menangkap pelaku dan jaringannya dan memberikan hukuman yang setimpal sesuai hukum yang berlaku,” tuturnya.
Mu’ti mengatakan, akhir-akhir ini Turki beberapa kali diguncang serangan bom. Hal tersebut, terang dia, disebabkan beberapa kemungkinan. Pertama, kebangkitan kelompok fundamentalis dan separatis.
Kelompok itu, menurut dia, antara lain berasal dari ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan simpatisannya. Kedua, lanjut Mu’ti, dibukanya kembali hubungan diplomatik Turki dengan Israel.
“Banyak kalangan di dalam negeri yang kecewa dengan langkah politik Pemerintah Turki,” ujar Mu’ti memberitahukan.
Namun, Mu’ti menambahkan, umat Islam tidak perlu terprovokasi dengan serangan bom di Istanbul, Turki itu.
“Masalah pemboman adalah urusan dalam negeri Negara Turki,” katanya.
Dikabarkan, tiga orang bersenjata menyerang Terminal Bandara Internasional Atarturk, Istanbul, Turki. Ketiga orang itupun meledakkan diri hingga mengakibatkan korban meninggal dunia, dan banyak yang terluka. (mona)
Redaktur: Ridlo Abdillah
Baca juga
Peristiwa Bom di Turki Hancurkan Kemanusiaan