Minggu, 19 Mei 2024
Home/ Berita/ Saatnya Menginternasionalisasikan PTM

Saatnya Menginternasionalisasikan PTM

 

Malang- Sembilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia mengikuti workshop pengembangan kerjasama luar negeri di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)(8/12). Acara yang diselenggarakan selama dua hari itu bertujuan untuk mendorong agar PTM di seluruh Indonesia bisa go international.
 
 
Sembilan PTM yang hadir, selain tuan rumah UMM,  UM Palembang, UM Ponorogo, UM Surakarta, UM Gresik, UM Surabaya, UM Jember, UM Yogyakarta dan Universitas Prof. Dr. Hamka (UHAMKA). Ditengah sambutan pembukaan workhsop, Pembantu Rektor II, Drs. Mursidi, MM mengatakan bahwa sudah saatnya PTM begerak ke arah lebih maju menuju persaingan global. “Untuk mewujudkan mimpi itu maka antar PTM di seluruh Indonesia harus bersatu satu sama lain untuk menguatkan kerja sama luar negeri,” ujarnya.
 
 
Anggota Majlis Dikti PP Muhammadiyah, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D, menyampaikan materi mengenai “Strategi Internasionalisasi”. Menurutnya PTM harus sadar terhadap interdependensi dunia dan sadar untuk tidak mengurung diri. Proses internasionalisasi tidaklah mudah, perguruan tinggi harus diakui, diterima dan dibutuhkan dunia luar.
 
 
“Dengan internasionalisasi, maka kita akan mampu bersaing secara global. Satu-satunya kunci ialah kualitas perguruan tinggi itu sendiri,” katanya.
Lebih jauh Lincolin menerangkan peningkatan kualitas perguruan tinggi bisa terjadi secara alami, namun hal itu membutuhkan proses yang lama. Untuk itu dibutuhkan triger dari dalam dan luar misalnya proses akreditasi baik secara nasional dan dunia. Dia juga menambahkan bahwa internasionalisasi bisa diukur dengan tiga hal. Pertama, melihat keragaman antara mahasiswa dan dosen lokal maupun luar negeri yang ada didalam perguruan tinggi. Kedua, hasil penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal internasional, termasuk alumni yang bekerja di luar negeri. Ketiga, seberapa banyak mahasiswa dan dosen yang pergi keluar negeri baik dalam pertukaran pelajar, penelitian atau mengajar disana.
 
 
Lincolin memberikan strategi kepada PTM yang ingin melakukan internasionalisasi diantaranya memperluas jaringan internasional, melakukan kolaborasi antar perguruan tinggi asing baik dalam hal penelitian maupun penulisan artikel dan jurnal, mengadakan program doble degree yang dibuka secara internasional seperti training, undergraduate, graduate dan postgraduate.
Selain pemaparan materi dari Majlis Dikti, panitia UMM juga menghadirkan pembicara dari lembaga penyedia tenaga pengajar asing, Internship. Lembaga ini menawarkan kerjasama dalam bentuk bantuan tenaga pengajar dari berbagai Negara. Saat ini di UMM ada dua peserta Internship yang membantu pengajaran bahasa Inggris, yakni dari Polandia dan Yunani.
 
 
Dukungan penuh diberikan rektor UMM, Muhadjir Effendy, kepada langkah PTM yang ingingo internasional. Rektor yang juga penggagas pertama workhop ini berharap potensi masing-masing PTM bisa dioptimalkan. “Bila perlu diadakan kegiatan bersama dengan UMM, misalnya studi banding ke luar negeri, atau mencari peluang kerjasama beasiswa seperti dengan Uni Eropa,” ujar rektor.
Dalam kesempatan itu, rektor mengajak serta dua orang perantara investasi dari Swiss yang menyertai Dubes RI untuk Swiss, Djoko Susilo. Dua orang itu menawarkan kerjasama di luar bidang pendidikan, yakni investasi pengembangan energi alternatif dan pengolahan sampah. Namun demikian, kepada UMM mereka akan menjajaki investasi peralatan medis Rumah Sakit Pendidikan UMM.
 
 
Hari kedua, acara dilanjutkan dengan presentasi dari PTM di Indonesia yang telah memiliki Kantor Urusan Internasional (KUI) yang cukup kuat seperti UMM, UHAMKA, UMS dan UMY. Hal itu dimaksudkan agar masing-masing PTM bisa membagikan pengalamannya dalam mengelola KUI dan membuat program bersama untuk mewujudkan gagasan bersama.
 
 
Di akhir acara peserta menyampaikan gagasanya kepada ketua umum PP Muhammadiyah,Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA yang kebetulan hadir di UMM. Din mendukung langkah PTM yang progresif itu agar bisa melakukan ekspansi secara global.
Din juga memaparkan beberapa peluang yang bisa ditindaklanjuti dari kunjungannya ke luar negeri. Di sisi lain, dia menyadari bahwa selama ini banyak kerjasama yang dinilai mati suri baik karena faktor keterbatasan dana maupun sumber daya manusianya.

“Kita tidak boleh pesimis, saya sangat mengapresiasi gagasan brilliant dari kawan-kawan PTM seluruh Indonesia, PP akan berusaha membantu merealisasikan mimpi tersebut. Sekarang ini marilah kita fokus terhadap peluang yang sudah di depan mata” kata Din. (www.umm.ac.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *