MUHAMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Din Syamsuddin mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2005-2015 pada Sabtu (27/8) hadir sebagai pembicara kuliah umum di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada sela sidang pleno Muktamar Nasyiatul Aisyiyah (NA) ke 13.
“Setiap kader Nasyiah perlu menanamkan watak kecendekiaan dan inovasi,” tutur Din. Kecendekiaan dan inovasi tersebut merupakan dua dari banyak watak manusia yang termasuk dalam potensi insani dalam diri manusia. Potensi-potensi Islami itu sekaligus menjadi kapasitas kemanusiaan yang lebih luas dan inovatif.
Din juga menjelaskan bawa salah satu contohnya terdapat dalam Asmaul Husna yang pararel dengan potensi manusia tetapi tetap berada dalam batas-batas manusia. “Figur yang cendekia itu adalah alim. Sebagai manusia sejak awal dilahirkan sudah punya potensi yang nantinya perlu diasah sehingga itu bisa berkelanjutan dan dinamis,” jelas Din.
“Istilah berkemajuan bila dikaitkan dengan gerakan Islam berkemajuan, maka sebenarnya itu tidak lagi berada di tataran konsep tetapi harus menjelma dalam bentuk gerakan dan aksi,” ungkap Din.
Nama Persyarikatan Muhammadiyah, kata Din Syamsuddin, sebenarnya menunjukkan adanya beberapa tingkatan baik vertikal ke bawah maupun horizontal yang semua bersyarikat dan bersama-sama. Persyarikatan mengandung arti bahwa elemen-elemen di dalamnya memiliki otonomi.
Sedangkan gerakan itu sendiri memiliki pengertian tingkatan yang lebih tinggi dari keberkelompokan manusia dari yang lebih tinggi jauh berada di atas organisasi. Organisasi itu sebenarnya merupakan keberkelompokan manusia yang bertumbuh pada sistem, nilai-nilai, dan aturan-aturan. Maka Muhammadiyah itu organisasi yang berbasis sistem.
“Yang perlu di garis bawahi juga bahwa gerakan adalah sebuah organisasi yang mempunyai tujuan secara sistematis dan dinamis. Sebuah gerakan yang berjuang ke arah pencapaian tujuan yang sistematis dan dinamis,” tambah Din.
Din Syamsuddin juga menambahkan bahwa Muhammadiyah sudah memiliki tujuan dan menjabarkannya dalam sebuah visi. Muhammadiyah itu kini memiliki predikat baru, bukan hanya sebuah gerakan namun gerakan berkemajuan. Maka Muhammadiyah disebut Gerakan Berkemajuan.
Dari langkah demi langkah yang diharapkan sebagai bentuk berkemajuan itu perlu adanya tekad yang kuat untuk mewujudkan gerakan berkelanjutan. Jika tekad membaja jalan menjadi terbuka (Pepatah arab).
“Inilah yang seharusnya menjadi budaya bagi Muhammadiyah, harus menjadi yang terbaik. Muhammadiyah harus bergairah dan bersemangat dalam gerakan dan siap bersaing menghadapi tantangan,” jelas Din.
“Jika Nasyiah ingin senafas dengan Muhammadiyah jangan berhenti bergerak, Nasyiah harus bisa memposisikan diri dan mengembangkan watak kecendekiaan, “ tutup Din. (syifa)