MUHAMMADIYAH.OR.ID, MAKASSAR -- Workshop Pendidikan Bahasa Arab di Sulawesi Selatan menyoal tentang pentingnya kader Muhammadiyah untuk bisa berbahasa Arab dengan baik dan benar. Acara tersebut diikuti oleh 50 peserta, berlangsung pada 23-24 September 2016. Bertempat di Kampus Ummul Mukminin Jl. KH. Abd. Jabbbar Asyiri Gombara, Makassar.
Lukman Abdul Samad, ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesantren Muhammadiyah Sulawesi Selatan dalam sambutan pembukaan workshop mengungkapkan bahwa kader Muhammadiyah harus mampu berbahasa Arab dengan baik dan juga menguasai kitab kuning. “Selain itu, tentu kader Muhammadiyah juga dituntut untuk menjadi sosok yang baik dalam segi aqidah, akhlak dan ibadah,” ujar Lukman.
Dalam agenda yang dikhususkan untuk guru dan pembina bahasa Arab Pondok Pesantren ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan itu, turut pula hadir beberapa tokoh Muhammadiyah setempat yaitu Nurhayati Azis (Ketua ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan), Abdul Kadir (Direktur Ummul Mukminin), Husni Yunus (Wakil Ketua LP3M PWM Sulawesi Selatan).
Nurhayati Azis mengatakan bahwa acara ini merupakan langka cerdas dari pihak pimpinan Pondok Pesantren Ummul Mukminin untuk membangun pesantren yang modern dan memiliki kualitas santri yang mampu menguasai Bahasa Arab dan Ingris. “Kemampuan dalam membaca Kitab Kuning atau Kitab Gundul juga harus diperhatikan, selain mahir dalam bahasa asing itu tadi,” pungkas Nurhayati.
Lukman menambahkan bahwa krisis kader Muhammadiyah kian dirasakan, pasalnya pondok pesantren Muhammadiyah belum menaruh konsen terhadap upaya pembinaan kader ulama. “Mestinya pesantren Muhammadiyah mulai melakukan kaderisasi sejak dini, tidak hanya fokus sebagai solusi untuk mencegah lahirnya akhlak buruk pada anak didik,” ujar Lukman.
Oleh karena itu, Lukman bersama para pengurus LP3M PWM Sulawesi Selatan berencana untuk mulai konsen terhadap pembenahan manajemen Pondok Pesantren Muhammadiyah. Dalam menjalankan tujuan tersebut, salah satu upaya yang akan dilakukan adalah pencanangan pembelajaran bahasa Arab dan Inggris yang profesional dan menyenangkan.
Husni Yunus menambahkan bahwa penting untuk menaruh fokus pada persiapan mencetak ulama-ulama Muhammadiyah, bukan hanya fokus melahirkan alumni di perguruan tinggi. “Selain mencetak alumni yang berkualitas, kita juga harus fokus untuk mencetak ulama-ulama Muhammadiyah, agar misi dakwah Muhammadiyah terus berkembang sampai nanti,” tutup Husni.
Kontributor : Husni Yunus
Redaktur : Nisa Pujiana
Berita Daerah