MUHAMMADIYAH.OR.ID, GUNUNGKIDUL- Persoalan pangan merupakan salah satu permasalahan yang cukup krusial di Indonesia, bukan hanya pada aspek produksi pangan saja, melainkan pada pengolahan dan juga konsumsi pangan.
Melihat realitas tersebut, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelorakan program jihad kedaulatan pangan. Seperti dijelaskan oleh M. Nurul Yamin, Ketua MPM PP Muhammadiyah, terdapat dua fokus utama dalam program jihad kedaulatan pangan yang dilakukan MPM, pertama yaitu menyangkut teknologi pangan dan produksi pangan, dan yang kedua adalah pengelolaan pasca panen.
Salah satu pemberdayaan kedaulatan pangan yang saat ini sedang gencar dilakukan MPM yaitu pada bahan pangan Singkong. “Singkong merupakan salah satu pilar makanan nusantara, sementara Indonesia sendiri saat ini soal singkong masih impor, padahal kebutuhan produksi singkong di Indonesia sendiri masih bisa dimaksimalkan,” ucap Yamin, Senin (26/9) dalam acara Panen Raya Singkong dan Pelatihan Pembibitan Singkong Kingkong oleh MPM PP Muhammadiyah di Kawasan Desa Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul.
Salah satu pemberdayaan yang dilakukan oleh MPM yaitu dengan memperkenalkan pola penanaman singkong kingkong, guna meningkatkan hasil produksi singkong yang maksimal di Indonesia, khususnya di daerah Gunung Kidul.
“Salah satu alasan kami memilih lokasi pemberdayaan di Gunung Kidul dikarenakan, Gunung Kidul terkenal dengan daerah penghasil singkong,” tambah Yamin.
Kembali ditambahkan Yamin, program jihad kedaulatan pangan tersebut telah dilakukan MPM sejak sepuluh tahun terakhir. “Untuk saat ini kami sedang fokus memperkuat pemberdayaan pangan berbasis kearifan lokal, salah satunya yaitu singkong,” jelas Yamin.
MPM kedepan akan kembali menjalankan program pertanian terpadu secara keseluruhan, termasuk pertanian beras, dan juga produk-produk pertanian lainnya melalui pendekatan pertanian terpadu. (adam)