MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURABAYA- Wawasan kebangsaan merupakan bagian penting yang harus dipahami oleh masyarakat Indonesia, khususnya bagi kalangan pelajar. Melalui wawasan kebangsaan tersebut diharapkan akan memuculkan semangat kebangsaan dari dalam diri pelajar.
Seperti diutarakan oleh Jonathan Judyanto, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur (Jatim), bahwa wawasan kebangsaan dan nasionalisme pelajar di Indonesia saat ini sudah berada pada lampu kuning.
"Rasa nasionalisme pelajar Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan," ucap Jonathan, Minggu (25/9) dalam acara Seminar Sekolah Wawasan Kebangsaan yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jatim.
Kembali dilanjutkan Jonathan, sudah saatnya pelajar menjadi agen perubahan. "Bangsa ini butuh anak muda yang jujur, tegas, dan penuh semangat. Bangsa yang tidak membeda-bedakan kan agama etis dan ras," lanjutnya.
Jonathan juga mengatakan, pelajar Indonesia harus memiliki cara pandang yang sama tentang Indonesia, atas itu maka wawasan kebangsaan harus diperluas. "Semangat itu harus ditumbuhkan dari dalam diri pelajar karena nasionalisme dan wawasan kebangsaan bagi pelajar sangatlah dibutuhkan," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim, Suli Daim menjelaskan bahwa pelajar adalah penentun perubahan bangsa, pelajar adalah generasi terdidik.
"Pelajar adalah mereka yg belajar menimba keilmuan dan harapannya adalah untuk penentu kemajuan bangsa 20 hingga 30 tahun kedepan," tegas Suli.
Ketua Lembaga Hukum dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu menambahkan, harus ada kepedulian, keinginan, serta keterlibatan pelajar dalam membangun bangsa.
"Bagaimana pelajar itu mampu memberikan ruang pendidikan kepada masyarakat, terhadap kebangsaan ini, pelajar merupakan bagian dari sistem yang akan memenentukan arah bangsa Indonesia kedepan," pungkasnya.
Kembali dilanjutkan Suli, kaum muda adalah kaum yang kritis dan bebas. "Tantangan anak muda saat ini sangatlah deras, sehingga ada empat tanggungjawab yang harus dikerjakan yakni sebagai agen Pelopor, agen of sosial control, agen of develoment, dan agen of change," lanjutnya. (adam)
Kontributor: Maharina Novi
Berita Daerah