MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Gerakan revolusi mental adalah gerakan yang paling di gemparkan oleh Presiden Jokowi selama dua tahun kepemimpinannya. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, seusai acara milad Suara Muhammadiyah Senin (24/10) di Hartono Mall Yogyakarta mengatakan bahwa selama ini Ia sangat mendukung program presiden Jokowi tersebut.
“Saya mendukung dan akan terus mendukung gerakan revolusi mental yang digalakkan oleh Presiden Jokowi. Namun memang harus ada strategi yang tepat untuk menjadikan gerakan tersebut sebagai habit (Kebiasaan) bagi masyarakat,” Kata Haedar.
Ia menegaskan bahwa gerakan revolusi mental itu tentunya sejalan dengan Muhammadiyah pembiasaan karakter positif dalam konteks hidup beragama. Ilmu agama yang dimiliki seseorang jangan hanya sebagai ilmu, namun direpresentasikan lewat tindakan dalam kehidupan beragama.
Lebih lanjut, Haedar menginginkan supaya dengan digalakkannya gerakan revolusi mental ini dapat mengubah pandangan masyarakat sekarang ini yang berkaitan dengan media sosial. Ia mengatakan masyarakat sekarang ini cenderung menggunakan media sosial untuk berkomentar negatif bahkan juga menuai banyak hujatan tentang suatu isu atau topik.
“Hal itu tentu tidak sehat, maka perlu adanya literasi media sosial kepada masyarakat,” tuturnya.
Dua tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, menurut Haedar, banyak memberi perubahan dalam aspek birokrasi maupun infrastruktur. Ia berharap nantinya pembangunan infrastruktur dapat memperhatikan daerah terpencil maupun perbatasan sehingga pembangunan infrastruktur dapat secara merata dirasakan oleh masyarakat.
“Untuk hal yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, saya berharap Presiden Jokowi dapat membuat kebijakan yang nantinya memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas perihal tersebut. Kedepannya KPK harus lebih baik lagi,” jelas Haedar. (adam)
Reporter: Syifa