Yogyakarta – Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah, H. Budi Setiawan, ST menyatakan bahwa dalam waktu dekat ini proses penyiapan Tim Inti Search and Rescue (SAR) Muhammadiyah di tingkat nasional sedang disiapkan. “Agar secara fungsional bisa berjalan dengan baik dan tidak ada halangan, proses pembentukannya sedang dikoordinasikan dengan elemen yang terkait” terangnya, Senin (13/02/2012).
Menurutnya, dalam pertemuan anggota Tim SAR Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah jl Cik Di Tiro no 23 Yogyakarta, dikegiatan SAR ini nantinya akan menjadi ujung tombak dalam penanggulangan bencana sehingga bisa menjadi pintu masuk bagi unit lain yang selama ini sudah terbangun, seperti tim medis dan psikososial.
Sejalan dengan pernyataan diatas, Wakil Ketua LPB PP Muh, Rahmawati Husein, menyatakan bahwa pembentukan Tim Inti SAR Muhammadiyah ini bermaksud agar ada standarisasi skil, dan nantinya kita perlu disesuaikan dengan bencana. “Karena kebutuhannya berbeda beda , bisa konsentrasi ke SAR Gunung, Banjir, Longsor, GempaBumi dan sebagainya” lanjutnya.
Sementara itu, menurut Pristiawan, Koordinator SAR Muhammadiyah, sudah ada perencanaan program untuk pembentukan tim inti, yang proses pelatihannya diserahkan kepada 5 orang Tim Inti ditambah 2 orang Pembina yang telah dibentuk oleh LPB PP Muh Januari 2012 yang lalu. “Kita sudah menyusun rencana, direncanakan waktu pelaksanaannya minggu kedua bulan maret” terangnya.
Tim inti yang akan dibentuk nantinya ada 40 orang, untuk angkatan pertama ini berasal dari DI Yogyakarta dan Jawa Tengah dahulu, terang Indrayanto, pengurus LPB PP Muh bidang tanggap darurat yang bertanggung jawab dalam perintisan SAR Muhammadiyah ini. “Maret akan dijalankan pelatihan dasar, Insya Allah April akan kita kita sosialiasikan ke LPB lain di pulau jawa” terangnya.
Dinamisasi, Harmonisasi, Kompetensi
Menurut H. Budi Sujiono, Pembina Tim SAR Muhammadiyah yang juga hadir dalam kesempatan ini, yang tidak kalah pentingnya adalah perhatian pada tiga aspek dalam pembentukan SAR Muhammadiyah, yaitu Dinamisasi, Harmonisasi dan Kompetensi. “Akan banyak putra Muhammadiyah yang beramai-ramai ke lapangan, ini wujud dinamiasai, namun harmonisasinya belum muncul” terang kader senior kepanduan Hisbul Wathan ini.“Milihat permasalahan tadi, networking sangat penting, baik jaringan kerja internal Muhammadiyah , juga eksternal Muhammadiyah, termasuk organisasi SAR yang telah ada” lanjutnya.
Tim SAR Muhammadiyah telah diinisiasi oleh Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah atau yang sering disebut Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di Jawa Tengah, yang telah memiliki anggota hasil dari pelatihan Dasar, Madya dan Paripurna. Sementara itu kekuatan Disaster Medic Commite (DMC) yang memiliki kemampuan dan peralatan operasi lapangan rescue juga telah bermunculan, seperti DMC RS Muh Lamongan, DMC RS Muhammadiyah Gresik, DMC RS PKU Muhammadiyah Gombong, DMC RS Islam Aisyiyah Malang dan DMC RS Islam Jakarta Pondok Kopi. Selain itu KOKAM Pemuda Muhammadiyah, Anggota Kepanduan Hisbul Wathan serta Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah juga telah menginisiasi pelatihan-pelatihan SAR.
Pembentukan SAR Muhammadiyah dibawah koordinasi Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah ini dimaksudkan untuk mensinergikan semua inisiasi diatas, terutama dalam sistem operasi lapangan dan koordinasi antar lembaga. (MDMC)