MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA - UHAMKA (Universitas Prof. Hamka) sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah terkemuka di Indonesia terus bertekad untuk maju kedepan menjadi perguruan tinggi yang diperhitungkan dalam percaturan nasional maupun internasionl.
Di usianya yang menginjak ke 59 ini, Uhamka meletakkan komitmen tersebut sebagai dasara komitmen perjuangan persyarikatan Muhammadiyah seperti disampaikan Suyatno, Rektor UHAMKA dalam pidato milad UHAMKA ke-59 di Auditorium KH. Ahmad Dahlan Kampus UHAMKA Jakarta, Rabu (23/11).
Dalam pidatonya Suyatno menyampaikan bahwa Uhamka mengemban tugas catur darma perguruan tinggi yang tidak mudah dilakukan untuk saat ini. Selain sebagai perguruan tinggi yang berperan dalam misi dakwah,Uhamka juga sebagai amal usaha akan terus eksis bersama persyarikatan Muhammadiyah.
"Tidak sekedar melakukan pendidikan pengajaran, tidak sekedar melakukan penelitian dan pengembangan, tidak sekedar melakukan pengabdian di masyarakat, tetapi kita dituntut semuanya itu kembali kepada keunggulan-keunggulan catur dharma yang kita lakukan di Uhamka,” pungkasnya.
Selanjutnya, sambung Suyatno, Uhamka memiliki peran sebagai penyangga amal usaha persyarikatan yang mengharuskan Uhamka untuk mempunyai integritas dan komitmen serta loyalitas yang tunggal kepada persyarikatan.
Oleh karena itu Uhamka terus berupaya mengikuti perkembangan terhadap apa yang diamanahkan persyarikatan Muhammadiyah.
“Sebagai lembaga dakwah persyarikatan, Uhamka tidak sekedar menyelenggarakan pendidikan biasa, tetapi juga mempunyai visi dan misi dalam rangka mengemban visi dan misi persyarikatan Muhammadiyah,” tegas Suyatno.
Oleh karenanya Rektor yang juga Bendahara Umum PP Muhammadiyah ini berpesan kepada seluruh civitas akademika Uhamka agar menjadikan Uhamka sebagai basis pengembangan kebudayaan dan keberadaban. Menjadikan kampus yang berkemajuan dalam praktik pendidikan dan pengajaran di Uhamka serta menjadikan civitas kampus sebagai teladan dengan memberikan pelayan terbaik bagi masyarakat.
“Jadikanlah Uhamka kampus yang memberi jawaban atas krisis multidimensi, berkomitmen untuk keadilan tanpa diskriminasi, bersikap wasathoniyah atau menjadi bagian yang mampu membawa masyarakat siapa pun untuk membangun bangsa dan negara,” ujar Suyatno. (adam)
Reporter : Raipan