MUHAMMADIYAH.OR.ID, ADELAIDE- Gerakan dakwah Muhammadiyah yang semakin melebar hingga ke berbagai Negara dengan mendirikan Pimpinan Cabang dan Ranting istimewa semakin menunjukkan eksistensi Muhammadiyah dalam menggaungkan semangat amar ma’ruf nahi munkar.
Sepenggal kisah perjalanan Munawwar Khalil yang merupakan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ketika mengunjungi Cabang dan Ranting Istimewa Muhammadiyah di Australia, dan salah satu diantaranya yaitu Kota Adelaide diutarakan kepada redaksi website Muhammadiyah.or.id pada Selasa (29/11).
Diceritakan Munawwar, berbeda halnya dengan kondisi warga Muhammadiyah di Melbourne dan Sydney yang banyak permanent residentnya, mayoritas warga Muhammadiyah di Adelaide adalah para mahasiswa yang lagi menempuh studi S2 dan S3 di Adelaide. Sekedar diketahui permanent resident (PR) di Australia adalah status dimana seseorang akan mendapatkan previlege yang sama dengan penduduk Australia asli. Mereka bisa mendapatkan visa permanen, pinjaman dana untuk pendidikan, bekerja di manapun, mendapat jaminan sosial centrelink, asuransi kesehatan, berhak bekerja di pemerintahan dan jika memiliki anak yang lahir di Australia bisa menjadi citizen (warga negara Australia).
PRIM Adelaide adalah PRIM yang baru saja berdiri pada bulan Mei 2016 yang lalu sehingga konsolidasi dan pendataan kewargaan dan keanggotaan Muhammadiyah belum dilakukan secara optimal. Meskipun baru berdiri, aktivitas PRIM ini cukup dinamis.
“Mereka giat melakukan berbagai aktivitas keagamaan seperti diskusi, kajian dan pengajian. Hal yang unik aktivitas PRIM di Adelaide juga banyak didukung oleh para aktivis Nahdatul Ulama (NU) yang ada disana,” pungkas Munawwar.
Aktivis Muhammadiyah dan NU di Adelaide memang berkolaborasi dalam sebuah komunitas yang mereka dirikan bernama Kajian Islam Adelaide (KIA). Mereka giat mensyiarkan aktivitasnya melalui akun facebook dan Youtube. Setiap akhir pekan dilakukan Kajian Ihya Ulumuddin yang diampu oleh ust. Sukendar Sodik, tokoh Muhammadiyah dan dosen UIN Semarang yang tengah studi S3 di Flinders University.
Bersatunya aktivis Muhammadiyah dan NU ini sedikit tidaknya dipengaruhi oleh wadah organisasi pelajar-mahasiswa muslim Indonesia yang ada di Adelaide yang telah terkontaminasi oleh aktivitas dan agenda partai politik tertentu yang membuat mahasiswa muslim Indonesia yang non partisan partai gerah dan tidak ad home di organisasi tersebut sehingga lahirlah KIA.
Kembali dijelaskan Munawwar, hal yang sangat mengharukan yaitu ketika Ia diminta mengisi pengajian dalam rangka peresmian berdirinya PRIM Adelaide di rumah Prof. Elvia Shauki, Ph.D. , beliau adalah dosen Universitas Indonesia yang telah menjadi permanent resident di Australia, yang sedang tugas mengajar di Adelaide, dan ternyata Prof. Elvia berasal dari ‘darah’ keluarga besar Muhammadiyah yang tumbuh di Wirobrajan Yogyakarta sebelum pindah ke Jakarta.
Diutarakan Munawwar, banyak hikmah dan ibrah yang didapatkan ketika ia mengunjungi Cabang dan Ranting Muhammadiyah di Australia, banyak manfaat yang ditebarkan, saling menguatkan dalam iman sesama muslim di negeri Barat.
“Dan tentu safari ini hanyalah bagian kecil dari upaya Muhammadiyah, yang misinya, tidak hanya tiada henti menyinari negeri namun juga perlu lebih maju merengsek menjadi tiada henti menyinari dunia dengan cahaya Islam, yang ditandai dengan terbitnya Sang Surya di Adelaide yang terkenal sebagai kota seribu gereja,” tutup Munawwar. (adam)