MUHAMMADIYAH.OR.ID BANTUL – Permasalahan merupakan sesuatu yang mutlak ada di kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun dinamika yang terjadi atas permasalahan yang muncul, hendaknya dijadikan pelajaran untuk mewujudkan bangsa yang lebih dewasa.
Seperti dikatakan Din Syamsudin, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 bahwa Indonesia saat ini sedang terjebak polarisasi dan wacana nasional yang bersifat dialektif. Hal-hal yang memicu konflik dan permasalahan sedang menimpa Indonesia yang bernafas pada kesatuan dan persatuan.
“Kesatuan dan persatuan Indonesia saat ini sedang diuji, mungkin ini salah satu jalan untuk Indonesia belajar menjadi negara yang terlatih dalam segala dinamika,” kata Din saat ditemui di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (5/11).
Din juga mengatakan bahwa permasalahan yang memicu polarisasi di Indonesia harus segera diselesaikan sesuai hukum yang berkeadilan. Indonesia adalah satu kesatuan, maka segala upaya yang dapat menyebabkan perpecahan harus dicegah dan dijauhkan.
“Jangan sampai ada aksi “kuat-kuatan” antar bangsa Indonesia, karena hal itulah yang memicu adanya konflik dan perpecahan sehingga merusak kesatuan Indonesia yang utuh,” jelas Din.
Ketua Ranting Muhammadiyah Pondok Labu tersebut melanjutkan, berangkat dari karakter Indonesia yang beragam dan multikultur, maka hendaknya masyarakat Indonesia juga harus mampu saling memahami dan menghargai antar perbedaan yang ada. Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu acuan yang diwariskan oleh leluhur Indonesia agar masyarakat Indonesia bisa saling menghargai perbedaan dan tetap satu menjadi tubuh Indonesia.
“Perbedaan jangan dijadikan sumber konflik, karena ini sesungguhnya tentang bagaimana masyarakat Indonesia memiliki rasa saling menghargai, sehingga tetap kokohlah harmoni bangsa yang kita miliki,” tutup Din. (adam/nisa)