Jakarta --Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak pernah mengeluarkan keputusan tentang sesatnya ajaran Syiah. Muhammadiyah hanya memberikan isyarat kepada seluruh warga Muhammadiyah agar memahami ajaran ajaran Syiah yang berbeda dengan Ajaran Ahlussunah wal jamaah pada umumnya.
Pernyataan itu disampaikan Buya Yunahar Ilyas dalam Pangajian Tabligh di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (10/3). Acara yang diselenggarakan atas kerjasama Majelis Tabligh Pimpina Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pemuda Muhammadiyah ini menghadirkan dua pembicara yaitu Prof Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag. dan Dr. H. Saleh Partaunan Daulay, SH.. MH.
Pada kesempatan itu pula, Yunahar memberikan penguatan terhadap warga Muhammadiyah agar tetap cerdas menyikapi perbedaan. “Bagi orang-orang pandai seperti Muhammadiyah, cukup lah isyarat bahwa itu ajaran yang tidak benar dan jangan diikuti dan kita harus waspada,” katanya.
Ketidak benaran ajaran Syi’ah menurut Yunahar setelah menelusuri akar keberadaan hingga saat ini yang sarat dengan ajaran kebencian terhadap sahabat Rasulullah SAW. Padahal menurutnya, para sahabat itu adalah orang-orang yang dalam ajaran kita sangat dihormati.
Oleh karenanya, Yunahar berkesimpulan bahwa Syiah yang berkembang saat ini adalah Syiah Imamiyah (Syiah 12 Imam) atau Syiah Iran. Di Indonesia menurut Yunahar, Syiah mulai berkembang dengan semakin jelasnya dengan kegiatan beberapa tokoh tokohnya. “Bahkan baru-baru ini kita menyaksikan gesekan antara Syi’ah dan kaum Sunni seperti perisiwa Pesantren Bangil dan Sampang,” terangnya.
Di samping itu, kaum Syiah di tempat kejaian itu terkadang membuat kesal kaum Sunni. Apa sebab? Para penganut Syi’ah seringkali melaknat para sahabat yang justru oleh kaum Sunni dikirim fatihah. “Semestinya kaum syiah sabar tidak melaknat laknat para sahabat sahabat yang mulia itu,” harapnya.
Sedangkan Saleh P. Daulay berpendapat, sebaiknya kita tidak mudah memberi cap sesat kepada kaum Syiah. “Kalau tanpa argument yang kuat, lebih baik kita tidak mudah menyimpulkan ajaran Syiah itu sesat,” katanya.
Saleh menambahkan, bagi ulama Syiah, mereka sangat rajin menelaah kitab kitab sunni sebelum mengkaji kitab kitab Syiah, jadi menurutnya, janganlah berargumen tentang sesatnya Syiah sebelum memiliki argument yang kuat bahwa ajaran Syiah itu sesat.
Reporter: Zaenal
Editor: Roni Tabroni