Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ PP Aisyiyah Kaji Empat Prinsip Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana

PP Aisyiyah Kaji Empat Prinsip Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat Aisyiyah menyelenggarakan Training of Trainer (TOT) penanggulangan bencana. Dilaksanakan di komplek Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, kegiatan ini diiselenggarakan pada 27-29 Janurari 2017 dan diikuti oleh perwakilan PW Aisyiyah seluruh Indonesia.

Rahmawati Husein, Wakil Ketua LLHPB PP Aisyiyah yang telah berpengalaman dalam kebencanaan baik skala nasional maupun internasional menjadi pembicara pada TOT tersebut. Dalam paparannya ia menyampaikan empat prinsip kemanusiaan yang harus dipegang setiap pelaku kebencanaan.

“Prinsip pertama adalah kemanusiaan. Penderitaan manusia harus ditangani dimanapun ditemukan. Maksud kerja kemanusiaan adalah melindungi kehidupan dan kesehatan serta menjamin penghargaan terhadap manusia” papar Amah seraya mengutip surat Al-Maidah ayat 32 tentang memelihara kehidupan.

Kedua, lanjut Amah, prinsip kemanusiaan lainnya adalah imparsialitas yang menekankan tidak memilih golongan dalam membantu korban bencana. “Di dalam prinsip kemanusiaan itu siapapun yang membutuhkan harus ditolong, tidak didasarkan pada itu (golongan, red). Sebagai contoh di Myanmar kemarin Aliansi Kemanusiaan Indonesia tidak hanya membantu yang muslim saja, kalau membantu yang muslim saja konfliknya tidak akan selesai,” pungkasnya.

Selain itu prinsip kemanusiaan yang juga penting adalah independensi. Ketika ada yang ingin membantu korban bencana, terkadang ada juga yang dibarengi dengan tujuan lain seperti politik misalnya yang sering kita jumpai, terlebih jika kejadian bencana tersebut bersamaan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah.

“Ini penting di dalam independensi, tidak boleh melakukan sesuatu baik itu bencana maupun aksi kemanusiaan yang lain dengan tujuan-tujuan politik, ekonomi atau militer, kalau dulu sebelum perang dunia kedua adalah tujuannya menguasai negara lain. Sekarang bantuan kemanusiaan itu harus terbebas dari tujuan-tujuan tersebut,” jelas Rahma.

Prinsip kemanusiaan yang terakhir adalah netralitas. “Jadi netralitas itu penting, pekerja kemanusiaan tidak boleh memihak apalagi dalam permusuhan terutama konflik. Konflik syiah misalnya, ketika MDMC membantu warga syiah, kemudian ditanya kok MDMC membantu syiah? Apakah Muhammadiyah sudah syiah?” kata Rahma.

Padahal ketika ada orang atau kelompok di suatu tempat yang tidak mendapatkan hak dasar hidup sebagai manusia maka hal itu menjadi tanggung jawab pihak yang juga berada di tempat itu, sperti yang disebutkan sebelumnya dalam kemanusiaan tidak melihat golongan.

 

Reporter : Raipan Rifansyah

Berita Nasional

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *