MUHAMMADIYAH.OR.ID, AMBON – Banyak pakar ekonomi yang tidak mencoba melihat struktur ekonomi Indonesia, sehingga akar masalahnya tidak terjawab. Bagian yang atas yang besar merupakan pengusaha-pengusaha besar, sedangkan bagian bawah yang kecil merupakan pengusaha menengah dan pengusaha kecil.
Begitulah Rizal Ramli mengumpakan situasi perekonomian di Indonesia saat ini. “Bagian atas dari gelas inilah yang mendapat banyak campur tangan dari negara, sedangkan bagian bawah mendapat sedikit campur tangan negara,” ungkapnya saat memberikan ceramah ‘Kedaulatan Politik, Hukum, dan Ekonomi’ dalam kegiatan tanwir Muhammadiyah (25/2) di Islamic Center Ambon.
“Kondisi yang demikian itulah yang disebut dengan sosialisme yang terbalik. Dan sosisalisme yang terbalik menjadi sumber ketidakadilan sosial,” papar mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.
Kebijakan penting di negara kita sudah banyak dibeli oleh pengusaha besar. Yang berada di atas, menguasai segalanya.Ada sekitar 40 juta usaha kecil rumah tangga yang masih kesulitan beroperasi dan keuntungannya sedikit sekali.
“Selama struktur ekonomi di Indonesia masih masih seperti ini, jangan bermimpi tentang keadilan dan kedaulatanekonomi kerakyatan,” tambahnya.
Rizal Ramli juga menjelaskan apabila kita ingin menjadi negara berdaulat ekonomi dan sosial, strukturnya harus berubah. “Inilah tugas besar bagi Muhammadiyah dan NU. Struktur gelas anggur harus menjadi struktur piramida,” jelasnya.
Apabila struktur ini dibangunstruktur ini dibangun, demokrasi akan lebih sustainable. “Selain itu kita harus melakukan tranformasi dan ditambah inovasi diberi kemudahan pajak, sehingga dapat membantu usaha yang masih kecil,” tutupnya.
Reporter : Fauziah Mona
Berita Nasional