Kamis, 16 Januari 2025
Home/ Berita/ Haedar: Jangan Pernah Merasa Paling Islam, Jika Masih Mengabaikan Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

Haedar: Jangan Pernah Merasa Paling Islam, Jika Masih Mengabaikan Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

 
 
MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan bahwa dalam Islam terdapat istilah pendusta agama. Pendusta agama yang dimaksud Haedar ialah mereka yang shalat setiap hari dengan khusyu, merasa paling bertauhid, dekat dengan Allah, dan kemudian merasa paling islami. Namun, Ia abai dan tidak peduli dengan orang miskin, anak yatim, mereka yang marjinal, dan yang nasibnya malang, itu merupakan pendusta agama.
 
“Pendusta agama itu merupakan orang-orang islam itu sendiri. Jangan pernah merasa paling islam jika kamu belum membela orang miskin, anak yatim, mereka yang marjinal, dan yang nasibnya malang,” tegas Haedar, Rabu (2/3) dalam Peresmian Gedung KH. Sudja RS PKU Yogyakarta.
 
Muhammadiyah, lanjut Haedar, selama ini telah menjalankan ideologi pemberdayaan, yaitu dengan memberdayakan orang miskin, dan yatim yang diberdayakan sehingga mereka dapat berdaya dan dapat mengurus hidupnya dengan baik.
 
“Salah satu contohnya, suku Kokoda di Papua, mereka pribumi tapi tidak punya tanah, tidak bisa apa-apa, kemudian diberdayakan oleh MPM PP Muhammadiyah untuk belajar berternak dan bercocok tanam walaupun harus berkali-kali belajar baru bisa sukses,” jelas Haedar.
 
Semangat untuk pemberdayaan tersebut tidak perlu banyak embel-embel, namun yang dibutuhkan adalah semangat nurani kita. “Pusarannya berada di teologi Al-Maun itu. Al-Maun harus hidup di hati para dokter, perawat, dan dalam segala bidang Amal Usaha Muhammadiyah. Setiap pekerjaan yang kita lakukan ada nilai kompensasi dan nilai pahalanya,” terang Haedar. (adam/syifa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *