Sabtu, 18 Mei 2024

MENIRUKAN LAFAZ AZAN SUBUH

Pertanyaan Dari:

Subinarto, NBM. 593.775, Tirtorahayu, Galur, Kulonprogo

 

Tanya:

Apabila kita mendengar azan, kita supaya menirukan seperti yang diucapkan muazin. Untuk azan Magrib, Isya’, Zuhur dan Asar, kami sudah faham menirukannya, yang belum kami fahami waktu muazin mengumandangkan azan Subuh, yaitu sewaktu muazin mengucapkan: “Asholatu khairum minan naum”, bagaimanakah kita harus menirukannya? karena di antara jamaah kami berbeda-beda dalam menirukannya.

 

Jawab:

Ada dua hadis yang berkaitan dengan persoalan yang saudara tanyakan, yaitu pertama hadis riwayat Jama’ah dari Ibnu Said al­-Khudriyi sebagai berikut:

 

أَنَّ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ [رواه الجماعة]

 

Artinya: “Bahwasanya Nabi bersabda: Jika kamu mendengar azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin.”

Kedua, hadis riwayat Muslim dari Abu Daud dari Umar bin Khatab yang mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda:

 

إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ أَحَدُكُمْ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ثُمَّ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ [رواه مسلم وأبو داود]

 

Artinya: “Bila muazzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, maka hendaklah salah seorang dari kamu mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, kemudian muazzin mengucapkan asyhadu an-la ilaha illallah, ucapkanlah asyhadu an-la ilaha illallah, apabila muazzin mengucapkan asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, maka ucapkanlah asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, apabila muaz­zin mengucapkan hayya alash shalah, maka ucapkanlah la haula wala quwwata illa billahi, kemudian apabila muazzin mengucap­kan hayya alal falah, maka ucapkanlah la haula wala quwwata illa billahi, kemudian apabila muazzin mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, maka ucapkanlah Allahu Akbar, Allahu Akbar, kemudian muazzin mengucapkan la ilaha illallah, maka ucapkanlah la ilaha illallah, yang kesemuanya itu timbul dari keikhlasan hatinya, maka ia akan masuk surga.”

Hadis yang pertama menerangkan secara umum bahwa orang harus menirukan apa yang dilafalkan oleh muazzin. Adapun hadis kedua menerangkan secara khusus, bila muazzin melafalkan “hayya alash shalah dan hayya alal falah, mustami” (pendengar) harus mengucapkan “la haula wala quwwata illa billahi”. Dalam Azan subuh ketika muazzin melafalkan “ash-shalatu khairum minan naum”, karena tidak ada tuntunan khusus seperti “hayya alash shalah”, maka kita berpedoman kepada hadis pertama, yaitu menirukan apa yang diucapkan muazzin. Jelasnya kita juga mengucapkan “ash-shalatu khairum minan naum”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *